Â
Pencarian lama itu berakhir,
Penantian panjang itu tak pernah mangkir,
Setitik asa berlalu tak terukir,
Harapan yang sempat membungkus kekhawatiran menguap tiada akhir.
Kabar yang menguar membuat kita terhenyak,
Derita yang tersisa membuat mata kita terbelalak,
Duka yang ia rasakan membuat kita menangis dan ingin membentak,
Kesedihan sepanjang usianya membuat kita bersalah dan bersikap galak.
Gadis cantik tak berdosa itu meninggalkan pertanyaan di benak semua orang,
Membuat semua seakan baru tersadar telah banyak omong,
Membangunkan alam bawah sadar masih banyak anak yang hidupnya dirongrong,
Jauh dari kasih sayang ditengah keluarga yang tak lebih seperti garong.
Kita adalah orang-orang yang ikut bertanggungjawab atas kematian Angelina,
Ketidakpedulian kita, keacuhan, terhadap orang-orang yang senasib dengan orangtuanya,
Pura-pura tidak tahu saat bocah kecil itu menunjukkan sikap yang berbeda,
Maka kita adalah orang-orang yang secara tidak langsung ikut menghilangnya nyawanya.
Apakah kita hanya cukup menyampaikan rasa keprihatinan dan simpati?
Apakah kita cukup mengumpulkan rupiah demi untuk empati?
Apakah kita merasa sudah cukup dengan mengutuk dan mendesak pelaku dihakimi?
Apakah kita puas jika orang-orang yang terlibat dibui?
Tidak, tentu tidak cukup hanya itu,
Perlu berbuat nyata agar tidak ada Angeline lain senasib pilu,
Lakukan sesuatu untuk membuat anak nyaman, aman dan tentram dan bahagia selalu,
Peduli dengan lingkungan dan tahu kalau ada sesuatu untuk mengambil langkah tepat tanpa buru-buru.
Paling tidak inilah bentuk tanggung jawab kita atas kematian Angelina,
Agar generasi penerus bangsa tidak musnah sia-sia.
Â
Â
_Solo, 16 Juni 2015_