Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Ganesa, Perpustakaan Kekinian yang Terus Mendorong Minat Baca Masyarakat

31 Agustus 2016   22:20 Diperbarui: 31 Agustus 2016   22:29 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ribuan buku dalam dan luar negeri dengan berbagai tema tersedia (dok. Ganesa)

Untuk mendorong kita ( anak, remaja, dewasa)  bersahabat dengan buku, gemar membaca  dan belajar menulis  sebenarnya tidak terlalu susah. Tetapi memang dibutuhkan niat, tindakan dan kemauan untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satunya dengan memberikan fasilitas buku-buku yang bisa di baca anak-anak. Tidak hanya buku dengan satu dua tema tetapi buku dengan beragam tema. Sehingga anak lebih terbuka dengan banyak hal, semakin kreatif  dan kelak diharapkan menjadi generasi  hebat untuk Indonesia yang lebih baik.

Sejak lama, fasilitas buku-buku mudah diakses, apalagi di Kota Solo banyak terdapat toko buku yang menjual beragam buku.  Namun demikian  belum semua  merasakan kemudahan mendapatkan buku, karena belum  semua warga bisa  mengakses buku-buku tersebut karena  harga buku cukup mahal,  belum mampu terbeli oleh warga yang kurang mampu.

Sebenarnya tersedia kesempatan bagi warga yang kurang mampu untuk mengakses perpustakaan yang  berada di semua kabupaten/kota. Pemerintah daerah mempunyai perpustakaan yang menyediakan beragam buku yang bemanfaat bagi  kalangan pelajar dan umum.

Tetapi sayangnya, perpustakaan umum kurang menarik dan tidak banyak diminati oleh masyarakat terlebih oleh pelajar. Kenapa? Menurut pengalaman saya, karena perpustakaan umum terkesan  formal, kaku, monoton, kurang familiar untuk warga. Dari segi dekorasi ruangan juga menambah kesan formal dan layaknya ‘serasa disekolahan’. Kemudian suasana tempat membaca yang  biasa saja, tak ayal tidak mampu membuat  betah pengunjungnya. Belum lagi buku-buku yang ditawarkan kurang beragam dan cenderung didominasi buku  pelajaran dan kuliah.

Tidak mengherankan jika minat orang berkunjung ke perpustakaan umum  kurang greget, sehingga perpustakaan  terasa seakan ‘dilupakan’.

Perpustakaan Ganesa, Perpustakaan Kekinian untuk Semua Warga

Berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia terbilang masih memprihatinkan  yaitu hanya 0,001 pesen.  Hal itu bisa dimaknai, diantara seribu rakyat Indonesia, haya ada satu orang saja yang mempunyai minat baca.

Kabar baik untuk rakyat Indonesia, saat  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud)   berupaya untuk mendorong minat baca anak , salah satunya dengan membiasakan anak membaca buku setiap hari. Di sekolah, sebelum pelajaran di mulai, anak dibiasakan untuk membaca buku dengan tema bebas. Anak di dorong untuk menyukai, mencintai, akrab dengan buku dan kedepannya diharapkan sangat membutuhkan buku sebagai bagian dari hidupnya.

ribuan buku dalam dan luar negeri dengan berbagai tema tersedia (dok. Ganesa)
ribuan buku dalam dan luar negeri dengan berbagai tema tersedia (dok. Ganesa)
Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,  berdiri sebuah perpustakaan yang  jauh  dari kesan  formal, kaku, dan membosankan. Perpustakaan Ganesa adalah nama perpustakaan tersebut mengusung konsep kekinian  yang sangat menarik minat baca  masyarakat, tidak hanya dari Kabupaten Sukoharjo tetapi juga dari kabupaten dan kota sekitarnya seperti Solo, Karanganyar dan Boyolali.

Perpustakaan Ganesa  beralamat di Jl. Raya Songgolangit, Gentan, Baki, Sukoharjo, Jateng, terletak di tempat strategis, dipinggir jalan besar Gentan, Kecamatan Baki.

Berdiri sejak Februari 2011, berawal dari keikhlasan pasangan suami istri Michael Mrowka-Debra Lunn, seorang desainer batik dari Amerika yang sudah 8 tahun  lebih pulang balik Indonesia-Amerika. Pasangan yang lama tinggal di Indonesia ini prihatin dengan minat baca dan minimnya  buku-buku di Solo dan sekitarnya. Kemudian mereka bekerjasama dengan pengusaha  batik asal Solo, Haji Nurudin, untuk  menyediakan perpustakaan yang diperuntukkan untuk  kalangan pegawai perusahaan Haji Nurudin.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun