Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Awas, Phone Sex Mengintai Anak Kita!

3 Agustus 2016   16:00 Diperbarui: 3 Agustus 2016   18:36 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dailyurbanista.com

Meskipun saya tidak terlalu gaptek dengan teknologi, tetapi saat mendengar cerita tetangga orangtua saya tentang 'dampak' teknologi, bikin kaget dan meriang.

Meskipun bukan tinggal di kota besar, bahkan hanya di salah satu desa di kota Santri, Jawa Tengah, anak tetangga orangtua saya, laki-laki (usia sekitar 15 tahun, masih SMP) ternyata dahsyat banget memanfaatkan teknologi internet.

Tidak tanggung-tanggung, Bagus (nama samaran) meskipun berwajah ndeso, kelihatan lugu dan bersikap biasa saja selayaknya remaja tanggung seusinya, tetapi  mampu berpikir, memutuskan dan mengambil langkah yang terbilang jarang dilakukan anak seusinya (setidaknya menurut saya). Tinggal di desa kecil dan anak yang biasa saja, membuat saya nyaris tidak percaya dengan ulahnya.

Ia memanfaatkan teknologi dengan menawarkan jasa menjual foto seksi dan tidak layak dikonsumsi publik. Foto yang ia tawarkan berbagai macam pose, ada yang foto perempuan berpakaian seksi, telanjang sebatas dada, seukuran perut, paha, dll. Intinya ia menawarkan berbagai foto seksi yang dibutuhkan pembelinya.

Dan yang mengejutkan, ia ‘menjual’ foto-foto tersebut melalui sms. Siapa yang tertarik untuk membelinya, akan dikirimkan secara cepat.

Cara yang dilakukan Bagus untuk menjaring ‘pembelinya’ biasanya diawali dengan meng-invited BBM secara acak. Kemudian setelah direspon, ia akan menawarkan jasa untuk menjual foto-foto seksi tersebut. Herannya, foto hanya di jual murah sekali. Misalnya untuk foto perempuan telanjang sampai dada, hanya ditawarkan dengan harga Rp 5.000 saja. Kemudian kalau telanjang lebih banyak lagi Rp 10.000. dll.  Saat pembeli ditawari tertarik, transaksi pun berlanjut. Bagus akan minta pembelinya mentransfer pulsa seharga foto yang dijualnya. Kemudian setelah pulsa diterima Bagus, ia akan mengirimkan  foto yang telah ‘dibeli’ konsumennya tersebut.

Yang lebih memprihatinkan, Bagus juga melayani phone sex. Kalau yang ini harganya agak mahal  sedikit dari foto meskipun juga terbilang murah, Rp 20.000. Sama prosesnya dengan menawarkan ke konsumennya. Ia akan menawarkan foto atau layanan phone sex. Kalau ada yang menginginkan phone sex, setelah mengirimkan pulsa seharga  yang disepakati, maka pembelinya akan di telpon dan di berikan layanan tersebut.

Ulah Bagus yang tidak biasa tersebut terbongkar saat ia dijebak oleh polisi yang menyamar menjadi calon konsumennya. Ia terkena jebakan tersebut dan saat ini sudah mengakhiri petualangannya.

Keluarga Kurang Peka

Ulah Bagus tersebut meskipun sudah dilakukan selama beberapa bulan tetapi luput dari perhatian orangtua dan keluarganya. Ia leluasa menjalankan aksinya karena orangtuanya tidak terlalu memantau kegiatan anaknya.

Bahkan ibunya lumayan bangga dan senang manakala Bagus secara rutin memberikan uang ‘jajan’ kepada ibunya. Dan bisa membiayai sebagian kebutuhan pribadinya tanpa meminta lagi kepada orangtuanya. Si Ibu merasa senang manakala anaknya telah mampu berdikari bahkan membantu orangtuanya. Saat ditanyakan, Bagus mengatakan kalau menjual flasdisk dan pulsa sehingga mendapatkan sejumlah uang. Dan orangtua pun merasa cukup puas dengan keterangan anaknya, tanpa sedikitpun menaruh rasa curiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun