Diakui atau tidak memang kadang yunior akan merasa sungkan, tidak enak hati dengan seniornya yang kebetulan ada di bawah jabatannya. Sehingga bisa jadi tidak lagi bisa bersikap dengan obyektif. Tetapi rasanya  hal ini tidak berlaku dengan Tito jika menjabat Kapolri.  Untuk meredam kekhawatiran ada  gejolak, Tito berupaya ‘tahu diri’ dan menjaga suasana  internal  polri agar tetap kondusif meskipun ia masih dicalonkan menjadi Kapolri. Ia telah bergerak cepat dengan  ‘sowan’ menemui para seniornya di Polri. Tito berupaya merangkul para seniornya tersebut sehingga gejolak yang dikhawatirkan muncul tidak akan terjadi.  Budaya santun dan rela merendah untuk merangkul masih kuat sampai saat ini, sehingga cara yang dilakukan Tito  cukup efektif. Dan saya kira Tito akan terus melakukan upaya seperti itu dan upaya lainnya.
Keempat, terpilihnya Tito karena balas budi Presiden Joko Widodo
Saya kira itu pendapat yang asbun (asal bunyi) , terkesan sangat mengada-ada dan hantam kromo.  Satu lagi, statement tersebut justru terlihat statement orang yang sakit hati kepada Jokowi.  Seperti diketahui, Tito pernah menjabat sebagai Kapolda Papua, kebetulan saat  Pilpres 2014, Jokowi- JK menang mutlak di Papua. Itulah yang dianggap seorang Tito berjasa kepada Jokowi.
Jokowi tidak akan gegabah dan asal-asalan dalam mengusulkan orang yang ia percayai memimpin Polri. Dengan tugas, tanggung jawab yang berat, seorang Kapolri pilihan presiden tidak aka nasal-asalan atau hanya karena orang yang telah berjasa/dekat dengan Jokowi.  Untuk memimpin Polri  yang mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, masa iya Jokowi hanya kepikiran sol balas budi. Sungguh itu hanya akal-akalan orang yang ingin menyudutkan Jokowi.
Jadi, saya rasa Jokowi sudah tepat dan pas menunjuk Tito untuk menjabat sebagai Kapolri.
Begitulah, ulasan singkat ini, semoga sedikit mencerahkan. Salam **
_Solo, 17 Juni 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H