Saya melihat, RS terlalu ‘cepat menyambar’ alias kurang terkontrol dalam berkomunikasi. Kenapa? RS hanya ingin menyelamatkan muka pimpinannya , SBY, tetapi lupa bahwa apa yang disampaikannya ibarat menepuk air terpercik muka sendiri.
Menyitir dari penjelasan yang tertera di website Kementrian PUPR,  sebenarnya penandatanganan Perjanjian Jalan Tol Sumo sudah ditandatangani sejak tahun 1995, namun mangkrak selama 21 tahun dan baru 2 tahun belakangan , dimasa  pemerintahan Jokowi dikebut pengerjaannya.  Sebagaimana diketahui, Pemerintah Jokowi  menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas. Termasuk dengan pengalihan subsidi ke sektor produktif.  Maka dari itu, untuk memperkuat komitmen tersebut, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional pada 8 Januari 2016. Ada 225 proyek yang masuk proyek strategis, diantaranya sebanyak 47 jalan tol dan 5 jalan nasional atau strategis nasional non-tol masuk termasuk Tol Trans Sumatera, Tol Trans Kalimantan, Trans Papua dan jalan dan gerbang perbatasan.
Tol Sumo itu sendiri terdiri dari 4 seksi, yakni : Seksi IA : Waru – Sepanjang, seksi IB : Sepanjang - WRR Seksi II : WRR - Driyorejo, Seksi III : Driyorejo - Kriyan dan Seksi IV : Kriyan - Mojokerto. Sebelumnya ruas jalan tol Sumo Seksi IA telah beroperasi lebih dahulu pada 2011, sementara untuk Seksi IB, II dan III sepanjang 16 kilometer sedang dalam tahap pengadaan tanah yang paralel dengan pelaksanaan konstruksi.
Pembangunan Tol Sumo dengan total panjang 36,27 km merupakan investasi padat modal dengan kebutuhan dana investasi mencapai Rp 3,2 Triliun dengan masa konsesi yang diberikan pemerintah selama 42 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Konstruksi (SPMK) tanggal 18 April 2007.
Sependek pemahaman saya, apa yang disampaikan RS justru mengingatkan kembali ke ingatan kita, bahwa masa pemerintahan SBY belumlah sanggup menyelesaikan jalan tol yang dibutuhkan warga. Padahal ruas Jalan Tol Sumo ini ditergetkan akan mampu meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa serta mendorong penyebaran pembangunan yang sebelumnya terpusat di ibu kota. Karena Jalan Tol ini akan memberikan andil yang cukup signifikan dalam melayani pergerakan manusia, barang dan jasa di Pulau Jawa secara keseluruhan dan khususnya di wilayah Jawa Timur.
Nah, tanya mengapa pemerintahan SBY tidak menyelesaikan jalan tol tersebut?  Jawabannya adalah…..(silahkan di isi sendiri)
RS lupa bahwa 'balasan cuitannya' tersebut, tanpa segaja justru  mengangkat dan memperjelas  prestasi Jokowi karena melanjutkan proyek yang mangkrak (RS boleh jadi marah lagi dengan kata mangkrak ini) yang tidak terurus yang ditinggalkan begitu saja oleh pemerintahan SBY. Ini hanya salah satu dari proyek mangkrak yang menjadi ‘warisan’ SBY, sementara masih banyak proyek lainnya yang saat ini diteruskan Jokowi.
Jadi, jurus membalas RS justru berbalik menyerang PD dan SBY di masa pemerintahannya terdahulu.
Kalau boleh usul, lain kali RS memikirkan masak-masak 'jurus' yang akan di tujukan ke Jokowi.**
_Solo, 20 Maret 2016_
Â