Hanya karena dianggap mencuri sandal dan pakaian milik tetangganya, seorang remaja perempuan sebut saja Gadis menerima hukuman dengan dipermalukan di muka publik. Tak tanggung-tanggung, Gadis di telanjangi dan diarak keliling kampung. Kejadian tersebut, berlangsung Selasa(12/1/2016) lalu. Gadis remaja yang berusia 14 tahun, saat ini mengeyam pendidikan di salah satu SMP di Sragen. Ia baru kelas 1. Gadis tinggal di Dukuh Plempeng, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dituduh telah mencuri sandal dan pakaian milik tetangganya.
Kabarnya si tetangga yang bernama S beberapa kali kehilangan barang-barang tersebut, dan setelah ditelisik mereka menemukan pelakunya tak lain tetangga sendiri, Si Gadis. Demi meredakan kejengkelan dan amarah keluarga S (Si S, istrinya dan kerabat) akhirnya melabrak orangtua Gadis. Tak puas, mereka mengeledah kamar Gadis dan mengambil barang-barang yang katanya diambil Gadis dari rumah mereka. Rupanya setan telah mengusai keluarga S itu, selain mengalungkan barang mereka yang telah ditemukan di leher Gadis, mereka juga melakukan aksi main hakim dengan melabrak Gadis dan melakukan perbuatan yang sungguh tak bermoral yaitu menelanjangi dan mengarak keliling kampung.
Orangtua Gadis, hanya bisa menangis dan tak bisa melawan manakala anak gadisnya ditelanjangi dan diarak keliling kampung. Tetangga mengaku juga tak bisa berbuat banyak, hingga sekitar 1 km kemudian ada tokoh masyarakat yang menghentikan tindakan biadab tersebut. Pelaku, S dan keluarganya mengaku melakukan hal tersebut untuk membuat Gadis jera karena sudah 6 kali kecurian. Saat ini kasus tersebut saat ini sudah ditangani Kepolisian Resort(Polres) Sragen dan kemungkinan besar akan terus bergulir karena keluarga Gadis tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu.
Miris, benar-benar miris, geram, sedih, sakit hati dan marah mendengar kasus ini. Betapa bar-barnya dan tidak beradab orang yang melakukan perbuatan tersebut. Apakah mereka sebelumnya tidak mikir sama sekali dampak dari apa yang telah dilakukan? Apakah mereka tidak berpikir bahwa mereka juga mempunyai ibu, adik perempuan, kakak perempuan, istrinya juga perempuan, barangkali mempunyai anak perempuan juga. Bahkan saat kejadian istri S yang notabene seorang perempuan, seorang istri, anak, dan seorang ibu, teganya membiarkan suaminya melakukan tindakan tak bermoral tersebut. Bagaimana kalau keluarga perempuan mereka diperlakukan hal yang sama?
Puas? Saya yakin itu hanya sesaat, karena masalah hukum terbentang di hadapan mereka. Kalau saja S dan keluarganya bisa menahan diri, kemungkinan besar masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tak perlu sampai membuat aib yang saya yakin akan terus menjadi trauma Gadis dan keluarganya dan terus diingat masyarakat setempat.
Yang lebih memprihatinkan lagi, korban Si Gadis dan keluarganya. Setelah kasus penelanjangan dan pengarakan di kampung, ia menjadi pemurung, depresi bahkan telah mencoba untuk bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya. Tak kuat menanggung beban karena permalukan , ditambah begitu cepatnya foto/video dirinya yang telanjang disebar di medsos.
Melihat dampak psikologis yang termata berat di alaminya, Gadis dan keluarganya harus segara diberikan pendampingan intensif untuk penguatan dan mengembalikan psikologis Gadis yang teramat terguncang. Pihak keluarga juga hendaknya memberikan perhatian ekstra kepada Gadis di saat-saat proses pemulihan tersebut. Jangan sampai mental Gadis semakin terpuruk, putus asa dan mengambil tindakan yang membahayakan jiwanya.
Selain itu, pihak-pihak luar DI LARANG KERAS untuk menyebarkan foto/video, mengupload, mengomentarinya. Jika foto/video tersebut kadung menyebar atau diterima, segera untuk di DELETE. Jangan sampai foto/video tersebut semakin tersebar luas, karena Gadis adalah KORBAN sehingga sama sekali tidak layak ia mendapatkan hukuman sekejam itu.Karena tindakan mengupload, menyebarkan, melihat foto/video tersebut menurut Saya adalah sama saja dengan perbuatan tak bermoral yang dilakukan keluarga pelaku.
Semoga tidak ada lagi kejadian bar-bar yang dilakukan oleh orang-orang beradab di muka bumi ini. Kalaupun ada masalah, jangan sampai mengambil tindakan yang pasti akan disesalinya seumur hidup.
_Solo, 15 Januari 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H