Arus lalu lintas Solo-Sukoharjo kembali tersendat saatunderpass atau lorong penghubungdi bawah rel kereta api Makamhaji Solo kembali tergenang banjir. Hujan kemarin sore (25 April 2015) sebenarnya tidak terlalu deras dan lama, tetapi hari ini underpass banjir hampir setengahmeter. Selain banjir, di beberapa titik jalan aspal mengelupas dan jalan berlobang. Semua mobil dan motor harus balik badan setelah sejumlah relawan memberikan informasi jalan tidak bisa dilewati.
[caption id="attachment_362792" align="aligncenter" width="560" caption="Underpass Makamhaji banjir selutut orang dewasa (dok. Suci)"][/caption]
Banjir kali ini bukan masalah yang pertama, sejak selesai dibangun dan difungsikan beragam masalah menyertai underpass tersebut.Saat hujan derasturun bisa dipastikan jalan tersebuttergenang air. Tidak tanggung-tanggung sampai selutut orang dewasa. Mobil mogok, motor macet, pengedara motor jatuh sudah biasa terjadi saat banjir. Bahkan pernah ada mobil yang asnya patah karena nekat melewati banjir. Kondisi underpass yang minim penerangan dan sepi juga rawan terhadap aksi kejahatan.
[caption id="attachment_362794" align="aligncenter" width="560" caption="Pengelupasan jalan yang membahayakan (dok. Suci)"]
Pembangunan underpass Makamhajitahun 2012 lalu dimaksudkan untuk mengurai kemacetan di pintu perlintasan kereta api. Saat kereta api melintas bisa dipastikan antrian panjang dan mengular membuat jalan macet, tidak hanya macet di sekitar perlintasan kereta api tetapi menjalar ke sejumlah jalan yang lain. Apalagi sebelum perlintasan kereta api ada jalan pertigaan yang ramai, menghubungkan ke jalan di Kota Solo.
[caption id="attachment_362795" align="aligncenter" width="560" caption="Aksi penanaman pohon pisang sebagai protes warga (dok. Suci)"]
Underpass yang bertujuan untuk mengurai kemecatan sayang sekali kurang cermat proses perawatannya. Setelah dibangun, saat musim hujan dan terjadi banjir, pasti alasannya karena pompa air rusak. Empat buah pompa air terkadang tidak bisa difungsikan semua, entah karena perawatan kurang atau tidak dirawat sama sekali.
[caption id="attachment_362796" align="aligncenter" width="560" caption="Mancing bersama untuk menunjukkan protes keras terhadap lambatnya penanganan banjir (dok. Suci)"]
Sementara respon pemerintah seperti kejadian sebelumnya masih teramat lamban. Warga pesimis terhadap keseriusandalam penanganan banjir ini karena setiap ada laporan pemerintah baru bergerak dan merespon tetapi masalah yang sama akan terulang lagi. Warga sekitar yang sudah merasakan dampak dari pembangunan underpass yang tidak sesuai harapan sudah berulangkali melakukan protes. Aksi mengelar spanduk, acara mincing bersama sudah sering dilakukan. Bahkan hari ini (26 April 2015) mereka menanami pohon pisang di jalan dan menjadikan underpass sebagai kolam renang dan tempat pemancingan. Sejumlah anak-anak kecilbersuka ria bermain air sementara orang-orang dewasa diskeitarnya dan penguna jalan lainnya asyik menontong. Air yang tergenang sejak tadi pagi bahkan sampai pukul 11.00 hari ini malah bertambah tinggi. Wajar saja, ada sejumlah mata air yang tiba-tiba muncul di beberapa titik.
[caption id="attachment_362797" align="aligncenter" width="560" caption="Gang kampung menjadi jalan alternatif warga (dok. Suci)"]
Warga tidak bisa melintas di underpass terpaksa memutar melewati jalan gang kecil di tengah kampung. Meskipun jalan tidak terlalu bagus, tetapi tidak ada pilihan lain daripada harus memutar lewat jalan besar yang terlalu jauh. Sementara untuk mobil harus memutar lewat jalan besar.
Pembangunan underpass lainnya yang telah direncanakan Pemerintah Kota Surakarta di beberapa perlintasan kereta api seperti di Purwosari, Badran, Gilingan, Pasar Nongko dan Ledoksari Jebres perlu kajian yang matang dan perencanaan yang sistematis. Jangan sampai kejadian kemacetan, banjir, jalan berlubangseperti di underpasss Makamhaji terulang lagi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H