Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekaten, Tradisi Peringatan Maulud Nabi Muhammad Saw

13 Januari 2014   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdesak-desakan, ramai, sesak, panas, kumuh dan kurang nyaman , mungkin begitu kesan pertamasaat masuk ke arena sekaten. Kesan pertama memang tak terlalu mengoda, tetapi saat sudah larut dalam aneka permainan di sekaten, uhf..rasanya kesan pertama akan segera berlalu. Yang ada rasa senang dan syukur bisa menikmati kembali tradisi tahunan ini.

Setiap tahunnya, salah satu acara yang kami tungguadalah peringatan hari kelahiran nabi Muhammad SAW, yang dikemas dalam acara menarik yaitu sekaten.Sekilas, perayaan sekaten terkesan hanya seperti pasar malam yang penuh dengan pedagang dan aneka macam permainana. Tetapi sejatinya banyak makna mendalamdalam pagelaran tradisi tahunan yang sudah berlangsunglamadi kota Yogayakarta dan Solo.Sekaten berasal dari kata dalam bahasa arab syahadatain yang berarti dua kalimat syahadat. Konon, acara Sekaten tersebut dahulu didesain oleh Wali Songo untuk memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai media mengajarkan agama Islam. Sekaten pertama kali dimulai sejak masa kerajaan Islam pertama di Jawa, yaitu kerajaan Demak dan turun-temurun sampai era kerajaan Surakarta dan Yogyakarta saat ini.

Sekaten di Solo , kali ini menjadi salah satu tujuankami untuk melengkapi liburan anak-anak . Meskipun sudah masuk sekolah sejak 2 minggu yang lalu, tetapi anak-anak kami ajak untuk menikmati hiburan murah meriahdi sekaten. Kemarin sore, kami mengantar anak-anak ke sekaten. Terasa meriah dan ramai, terutama sejak di buka secara resmi dengan agenda ungeling Gongso atau penabuhan gamelan sebagai tanda dimulainya tradisi peringatan Maulud Nabi Muhammad di Alun-Alun Keraton Solo, pada tanggal 7 Januari lalu, semarak sekaten semakin terasa meriah. Anak kami yang terkecil paling senang setelah bermain pancingan dan mandi bola. Tak mau segera beranjak meskipun hari sudah semakin malam.

[caption id="attachment_289867" align="aligncenter" width="300" caption="Hanya dengan membeli tiket Rp 5000, anak kami bermain mandi bola"][/caption]

Yang menarik di Sekaten adalah permainan dan jajanan tradisional khas Sekaten. Jajanan seperti jenang alotyang terbuat dari gula jawa, ketan dan kelapa. Rasanya alot ketika di gigit, tetapisetelah itu terasa legit dan mantap . Ada lagi geplak yang terbiat dari ketan, kepala dengan warna warni yang mencolok, merah, kuning, hijau. Plus ditambah manisanrasa buahdengan empat macam warna hijau melon, merah stroberi, hitam anggur dan kuning durian. Jajananlainnyayang tersebar di pinggir arena sekatenadalah permen tape, yangrelative sudah sulit di cari selain di sekaten.

1389591239598665415
1389591239598665415

Berbagai permainan khas sekaten menjadi hiburan tersendiri, tak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi remaja dan dewasa.Pilihan bagi anak-anak bisa mencoba wahana pancing ikan,mandi bolakereta kelinci, perahu ombak, pororo goyang sampai komedi putar. Sementara bagi remaja dan orang tua tak salah mencobaperahu gantung, melihat tong setan,sampai rumah hantu .Hanya dengan membayar Rp 5000 saja setiap wahana permainan, keluarga bisa menikmati hiburan murah meriah.

Perayaan Sekaten akan mencapai puncaknya pada acara Grebeg Maulid , besok Selasa 14 Januari atau tanggal 12 Mulud pada penanggalana jawa atau 12 Rabi’ul Awal pada penanggalan islam.Saat itu,Raja memberikan sedekah kepada rakyatnya berupa makanan tradisional dan hasil bumi yang disusun dalam bentuk sepasang gunungan, yaitu gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan). Prosesi yangakan dilakukan keluarga raja, sentana, prajurit,abdi dhalem keratinadalah mengarak gunungan ini menuju Masjid Agung . Gunungan tersebut akan didoakan oleh ulama Keraton di Masjid Agung Solo. Dan puncaknya yang kami tunggu adalah saat gunungan tersebut dibagikan kepada seluruh warga. **

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun