Assalamu'alaikum.Wr.Wb.
Penerjemahan sebagai perantara komunikasi antar bangsa-bangsa yang ada didunia, telah berarti penting perannya secara luar biasa. Dengan arti penting dari peran yang telah dilaksanakan oleh para penerjemah melalui perantara karya mereka sendiri, alih-alih membahas beberapa masalah umum yang berkaitan dengan sumbangan penerjemahan dalam berbagai bidang di berbagai belahan dunia, tulisan ini hanya akan mengkritisi ataupun menganalisis tentang hasil terjemahan dari bahasa arab ke bahasa indonesia.
Berikut adalah analisis teks terjemahan pada QS.Surat Al-An'am 103
Surat Al-An'am Ayat 103
Artinya : "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala (hal) yang kelihatan (terlihat). Dan Dialah Yang Maha Halus (lembut) lagi (dan) Maha Mengetahui."[1]
Â
Allah menjelaskan hakikat dan keagungan diri-Nya sebagai penegasan dari sifat-sifat-Nya yang telah dijelaskan pada ayat yang baru lalu, yaitu bahwa Allah di atas segala-galanya. Zat-Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh indera manusia, karena indera manusia itu memang diciptakan dalam susunan yang tidak siap untuk melihat zat-Nya. Sebabnya tidak lain karena manusia itu diciptakan dari materi, dan inderanya hanya menangkap materi-materi belaka dengan perantaraan materi pula; sedangkan Allah bukanlah materi. Maka wajarlah apabila Dia tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Yang dimaksud dengan Allah tidak dapat dijangkau dengan indera manusia, ialah selama manusia masih hidup di dunia. Sedangkan pada hari Kiamat, orang-orang beriman akan dapat melihat Allah.
Â
Nabi Muhammad bersabda:
Â
Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu di hari Kiamat seperti kamu melihat bulan di malam bulan purnama, dan seperti kamu melihat matahari di kala langit tidak berawan." (Riwayat al-Bukhari dan Jarir, shahih al-Bukhari IV: 283).[2]