Mohon tunggu...
Suci Cahaya
Suci Cahaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berbagi waktu dengan alam, kopi, hujan, buku, dan kalian :')

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Entahlah

2 Juni 2013   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Athar to Khalisa)

“Khalisa sayang, petang ini aku megundang gerimis untuk mampir keberanda rumahku dan kamu,”

(yang hingga kini gagal menjadi kita…)

di atas kursi rotan, dekat jendela yang mulai basah kau duduk bersila masih saja terlihat cantik, sungguh

aku bertanya lagi, “bagaimana lis?” kau hanya merutuk pelan, menunduk sembari memainkan jari lalu diam

Ini kali perasaan yang tak pernah lamat kau tatap,

entah kapan aku bisa berdamai dengan pengabaian,

tidakkah kamu lelah mengasingkan perasaan yang  terlanjur aku tambatkan?

Rindu  tak pernah terlambat mengusik airmata untuk ruah mengalir ke dagu tiap petang, kau masih saja mecemburui dermaga yang tak pernah dirapatkan kapal.

ini cerita  tentang rindu yang sesak, menghujat secara sepihak

pada gerimis yang terundang, sampaikan pada alam, aku masih berusaha memilin kenyataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun