Mohon tunggu...
suci aulia rahma
suci aulia rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Gallery of my articles

Hello, i'm a Journalism student at Padjadjaran University:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Praktik Dokter Hewan Selama Social Distancing di Indonesia?

25 Maret 2020   20:27 Diperbarui: 25 Maret 2020   22:35 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor kucing yang sedang tidur. Foto: Suci Aulia

Saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi penyakit yang berasal dari virus Corona. Penyakit yang membuat masyarakat sedikit panik tersebut adalah SARS-COV-2 atau yang biasa dikenal dengan Covid-19.

Dampak adanya penyakit ini adalah pemerintah mengarahkan masyarakat untuk melakukan self distancing. Apa itu social distancing? Social distancing adalah kegiatan membatasi diri dari kerumunan orang dan interaksi langsung di dalamnya.

Selama berlangsungnya social distancing, masyarakat memilih untuk tidak keluar kecuali ada hal mendesak seperti untuk membeli pasokan makanan atau untuk membeli obat. Selama itu juga, hewan peliharaan diajak oleh pemiliknya untuk tidak keluar rumah. Sedangkan hewan liar seperti biasa, mereka mencari makan sendiri, namun kali ini mereka akan lebih sulit mencari makanan karena sedikitnya orang yang keluar sehingga tidak ada yang memberi mereka makan secara cuma-cuma.

Nur Purba Priambada, pria yang memiliki seorang anak ini, merupakan seorang dokter hewan praktisi satwa liar yang juga bekerja di Organisasi Pelestarian Satwa Liar (kukang) di IAR Indonesia. Ia menjelaskan bahwa saat ini belum ada kendala yang dirasakan karena tempatnya bekerja belum memulai kebijakan Work From Home (WFH) karena banyak satwa yang harus dirawat. Hanya saja ia menjadi lebih waspada karena jumlah alat perlindungan diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan disinfektan sangat kurang dan mahal karena susah dicari dimana-mana. Inilah yang sedang dirasakan oleh seluruh tenaga medis Indonesia sekarang.

Buka atau Tutup
Tempat kerja pria yang biasa disapa Purbo tersebut saat ini masih terbuka karena tempatnya merawat ratusan kukang yang dititipkan oleh pemerintah untuk direhabilitasi sebelum nantinya dilepaskan kembali. Sehingga ia dan rekan-rekan kerjanya memiliki tanggung jawab lebih dibandingkan klinik/rumah sakit hewan biasanya.Saat ini Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) telah mengimbau kepada seluruh veterinarian (dokter hewan/orang yang ahli mengobati hewan) untuk tidak melakukan pelayanan kesehatan hewan kecuali jika dalam kondisi darurat.

Banyak pemilik hewan yang khawatir dengan kesehatan hewan peliharaannya di tengah pandemi ini. Seperti yang dirasakan oleh Oday, ia menjadi dilema karena kucingnya sedang sakit. Namun, ia ragu jika membawa kucingnya ke klinik hewan karena takut tutup, sehingga ia menghubungi dokter hewan kenalannya untuk berkonsultasi secara online. 

Lain halnya dengan Oday, Adel, yang tinggal di Bekasi ini pergi ke klinik hewan terdekat di rumahnya karena kucingnya diare berat. Ia menceritakan kondisi klinik tidak ada yang berubah hanya saja klinik yang ia kunjungi sepi pengunjung. Klinik yang ia kunjungi juga tidak menerapkan kebijakan pembatasan pasien dan ia juga tidak diminta cuci tangan sebelum masuk klinik.

Purbo meringkaskan imbauan dari PDHI, "dokter hewan praktisi diimbau untuk memprioritaskan kasus penting untuk mengurangi kontak dengan banyak orang, namun kembali pada kebijakan masing-masing dokter hewan. Ada yang tetap buka dan melayani dengan pembatasan pasien, ada yang mengharuskan pasien menggunakan disinfektan atau cuci tangan sebelum masuk, dan sebagainya." Namun untuk saat ini, masih banyak klinik hewan yang buka praktik dengan fasilitas yang kurang memadai.

Menular dari Hewan?
Berkaca dari kasus di Cina, banyak yang menelantarkan hewan peliharaanya karena takut tertular. Karena itu, di Indonesia, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa hewan juga menularkan virus Corona. Terkait hal ini, PDHI mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tidak khawatir untuk merawat hewan peliharaan kesayangan mereka seperti kucing dan anjing, karena belum ada bukti yang kuat hewan dapat menularkan penyakit Covid-19. Purbo juga menyarankan agar pemilik hewan peliharaan untuk selalu menjaga kebersihan diri setelah berinteraksi dengan hewan kesayangannya.  

Saat ini kelelawar menjadi salah satu hewan yang diduga kuat menjadi pembawa virus Corona. Purbo menjelaskan, "penularan sebenarnya sama saja yaitu dari manusia ke manusia lain melalui droplets pernafasan."

Untuk itu, ia juga berkata bahwa jangan terlalu dekat dengan hewan yang diduga membawa virus ini, apalagi sampai kontak langsung. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di Wuhan (daerah asal pandemi) yang menutup pasar hewan yang banyak menjual satwa liar, terutama kelelawar, agar kontak manusia dengan hewan pembawa virus bisa diputus. (Suci Aulia Rahma)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun