Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maaf di Ujung Lidah, Rindu di Dalam Luka

9 Januari 2025   18:49 Diperbarui: 9 Januari 2025   18:49 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelas pecah(pixabay.com)

Maaf di Ujung Lidah, Rindu di Dalam Luka

 

Aku pernah percaya akan ucapanmu
Menitipkan hati ini tanpa ragu
Kau menyambutnya dengan mata berbinar
Seolah janji takkan pernah pudar
Seperti tumbuhan tumbuh
Akar menghujam, dahan merangkul angin

Namun, malam menyambut tanpa peringatan
Mengantar badai tanpa isyarat
Menggoyahkan pondasi yang kusangka abadi
Menghancurkan kristal kepercayaan
Berserak bersama di antara jejak langkahmu
Yang bersanding bersama debu
Lalu terbang bersama bisik penghianatanmu

Kata maaf ini keluar di ujung lidah
Laksana sebuah mantra penyembuh pilu
Kukatakan lirih dengan suara yang nyaris tak terdengar
Dengan senyum terus mengembang
Dan di balik tangis yang tersembunyi
Kusimpan luka yang tak sekadar goresan
Tapi ia dalam, diam, dan bertahan

Rindu tersisa hanyalah kenangan luka
Mengingat masa indah yang kini hanya tersisa
Yang ada hanya kenyataan pahit berbisik nyaring
Mengapa kau hancurkan rumah yang susah payah kita bangun?
Mengapa kau buang kepercayaan yang membentang?
Hingga kau nodai keyakinan yang kupeluk

Meski berat memaafkan
Meski tak sepenuhnya rela
Ini semata bukan untukmu
Tapi demi jiwa yang ingin lega
Meski memori tetap setia menjaga
Yang tak ingin membiarkan luka ini sepenuhnya sirna dan berdamai

Kucoba terus melangkah meski tertatih
Berusaha tersenyum pada kenangan yang mengetuk
Meninggalkan puing yang pernah kita miliki
Meskipun dulu kepercayaan yang ada seperti bintang
Tapi kini tersisa hanya bayangan malam yang kelam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun