Duri dalam Kepercayaan
Dulu, aku pernah menjadikanmu rumah
sebagai tempat kalbu ini pulang tanpa ragu
Tapi, kini atapnya runtuh
Dan dindingnya pun retak oleh dusta yang kau ciptakan
Di balik senyumanmu yang penuh dusta
Kau datang membawa janji suci
Dengan kata-kata manis yang menetramkan kalbu
Menabur harapan di setiap waktu
Yang menghipnotis hati percaya tuk bertahan
Kini kau hancurkan secara perlahan tanpa beban
Menusuk perlahan hingga hati ini perih
Hatiku yang kala itu hangat dan tenang
Usai kau renggut kepercayaann yang kukira suci
Tersapu bersih oleh kebohongan yang kau buat
Kini, kau menusukku dari belakang
Meninggalkan jejak luka yang terus berdentang
Rasa sakit ini tak mampu terkatakan
Kau tanam luka yang sulit tuk lupakan
Meskipun sayang yang kuberikan sepenuh hati dan tanpa kepalsuan
Kini hancur berantakan, hilang, terkoyak menjadi sepi
Apakah aku salah menyayangimu sepenuh raga?
Tapi mengapa penghianatan yang kau pilih?
Apa makna kebersamaan yang selama ini kita rajut?
Hingga tak membuatmu berbekas
Hingga meninggalkan hati yang retak dan jiwa menjadi mati
Biarlah waktu yang menjadi penawar
Tuk mengembalikan hatiku menjadi tegar
Menata kembali puing-puing diri
Meski kau tinggalkan jejak derita
Menjadi pelajaran yang penuh makna
Tentang arti cinta yang tulus dan tanpa syarat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H