Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batik Merupakan Identitas Bangsa, Mengukuhkan Warisan Budaya melalui Hari Batik Nasional

2 Oktober 2024   17:29 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:31 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Foto Kelas X-5

Batik Merupakan Identitas Bangsa, Mengukuhkan Warisan Budaya melalui Hari Batik Nasional

          Hari ini seluruh bangsa Indonesia memperingati hari Batik Nasional sebagai bentuk syukur atas warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO yang menetapkan batik sebagai warisan tak benda kemanusiaan pada tahun 2009. Di momen ini tidak hanya sebagai ajang untuk menunjukkan rasa bangga tapi penggilan dalam menjaga dan merawat warisan leluhur yang berharga. Selain itu, batik juga merupakan kebangga lokal tapi juga merupakan simbol identitas bangsa di kanca internasional. Bagaimana kita mampu menjaga warisan bangsa di tengah arus globalisasi tidak sekadar mengenakan batik semata tapi sebagai refleksi untuk mengingatkan bahwa kita bersama memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan ini.

       Mengutip dari laman https://kemlu.go.id/ mengenai sejarah batik patut kita ketahui bahwa batik pertama kali dikenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden kedua yakni Bapak Soeharto ketika sedang mengikuti konferensi PBB. Pada 4 September 2008, batik Indonesia didaftarkan untuk memperoleh status intangible cultural heritage (ICH) melalui kantor UNESCO di Jakarta oleh kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, mewakili Pemerintah Indonesia dan Komunitas Batik Indonesia.

          Sementara pengajuan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan Nonbendawi UNESCO diterima secara resmi pada tanggal 9 Januari 2009. Sedangkan batik dikukuhkan pada sidang keempat Komite antarpemerintah mengenai warisan budaya nonbendawi yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. Pemakaian batik dalam rangka Hari Batik Nasional 2 Oktober 2019 melalui edaran Sekjen Menteri Dalam Negeri Hadi Prabowo mendatangai Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ. Sejak itulah setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai hari Batik Nasional.

          Sebagai wujud cinta hari Batik tentu hari ini berbeda setiap hari Rabu yang mengenakan batik sekolah secara resmi tapi hari ini menggunakan berbagai motif batik yang menambah momen hari batik menjadi bermakna dan mencintai warisan bangsa yang terus dijaga dan dilestarikan. Mengenakan batik tidak membuat kita malu tapi kita bangga bahwa keindahan dari desain yang luar biasa terlihat dari ukiran batik di setiap daerah yang beragam.

          Batik tidak sekadar kain bermotif yang indah tapi sebagai cermin nilai-nilai filosofis dan budaya yang telah diwariskan. Selain itu, di setiap motifnya ada cerita dan representasi budaya yang berbeda-beda di setiap daerah yang mencerminkan kehidupan sosial, kepercayaan, dan falsafah.

          Tak hanya itu, proses pembuatannya batik terutama batik tulis membutuhkan keahlian tinggi, waktu yang tak sedikit, dan penuh ketelitian. Saat membuat batik, setiap pengrajin dapat menghabiskan waktu berhari-hari dalam menyelesaikan satu kain batik. Wow, suatu hasil karya yang luar biasa yang membuat decak kagum dan bangga. Yang menariknya, para pengrajin sangat hati-hati dalam menggambar motif dan mencelubkan alat dalam pewarna alami. Melalui dedikasi dan cinta pada trasidi meskipun proses panjang dan rumit ada kepuasan hati saat melihat hasil akhirnya.

Mengukuhkan Warisan Budaya

        Hari ini merupakan momen untuk memberikan kesempatan dalam merenungkan sejauh mana kita telah ikut serta dalam menjaga warisan budaya. Meskipun di era kemajuan zaman begitu pesat yang terkadang dapat mengubah gaya hidup seseorang. Namun batik tetap bertahan sebagai salah satu simbol kekayaaan budaya yang tak boleh dilupakan.

          Setiap orang mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian batik melalui langkah sederhana sekalipun misalnya dengan mengenakan batik tidak hanya pada acara resmi tapi juga dalam kegiatan sehari-hari. Dengan cara sederhana tersebut setidaknya kita ikut andil menjaga warisan budaya ini tetap relevan di zaman modern saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun