Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kedekatan Wali Kelas dan Murid, Pondasi untuk Mengoptimalkan Potensi Anak Didik

17 September 2024   20:08 Diperbarui: 17 September 2024   20:24 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedekatan Wali Kelas dan Murid, Pondasi untuk Mengoptimalkan Potensi Anak Didik

          Pada kesempatan ini, izinkan saya berbagi pengalaman mengenai peran dan fungsi sebagai wali kelas. Ada perubahan yang saya lakukan setiap menjadi menjadi wali kelas. Kali ini ada yang melatarbelakangi saat saya sedang mengikuti pendidikan guru penggerak. Bukan niat ingin menjadi sosok kepala sekolah. Harapan itu masih sangat jauh dari harapan tapi karena ingin belajar beradaptasi dengan keadaan. Meskipun usia sudah tak muda tapi semangat tidak boleh pudar. Jika direfleksi, ilmu yang dipelajari dari pendidikan guru penggerak mampu mengubah mindset seorang guru untuk berubah secara bertahap agar berdampak.

          Saya terketuk ketika membaca salah satu modul tentang menghamba pada murid yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan nasional Indonesia yakni Bapak Ki Hajar Dewantara. Bagaimana kita sebagai guru salah satu peran wali kelas yang dapat menuntun laku murid untuk menemukan potensinya. Selama ini telah saya lakukan namun karena kurang totalitas sehingga belum bisa mengakomodasi semua bakat yang tersembunyi pada murid. Hal inilah yang mendorong pribadi untuk melejitkan bakat anak didik yang menjadi anak wali di tahun ajaran 2024/2025. Ada sejumlah program yang saya rancang agar potensi yang dimiliki dapat dieksplor. Kelak mereka tidak hanya pandai dalam akademik semata tapi mampu menjadi seseorang yang mampu mengembangkan passion yang dimilikinya dan berkarakter mulia.

          Tahun pelajaran ini saya mendapat amanah sebagai wali kelas X, yang biasanya mendapat kelas XII. Kelas X adalah perpindahan dari SMP yang masih perlu bimbingan. Pada fase ini memang tak bisa dipungkiri pengaruh dari sekolah lama masih membekas dan itu perlu penguatan agar tetap sesuai harapan. Hal ini mengundang tantangan sendiri untuk menaklukan setiap hambatan yang ada menjadi suatu kejutan indah di suatu hari.

          Bagi pribadi menjadi wali kelas adalah sebuah amanah bukan sekadar administrasi dan pengelolaan kelas. Tapi lebih dari itu terutama yang terkait dalam membangun sebuah hubungan emosional yang mendekatkan. Kedekatan wali kelas dengan murid bukan hanya dapat menciptakan suasana kelas yang hangat dan harmonis tapi penjadi pondasi yang dapat mengoptimalkan potensi yang masih tersembunyi. Apalagi terkadang tak dapat dipungkiri terjadi pembentukan kelompok kecil yang dapat merusak hubungan kekeluargaan sehingga di sini peran wali kelas dapat menjalin hubungan dan penuh empati melalui beberapa program yang mendekatkan.

          Untuk itu, wali kelas tidak sekadar sebagai pengajar tapi sekaligus sebagai mentor yang membantu murid menemukan dan mengembangkan segala potensi serta bakat yang ada pada diri murid. Potensi itu mungkin belum terungkap dengan jelas karena kurang percaya diri baik berupa kemampuan akademis, seni, olahraga, atau bahkan keterampilan sosial. Adanya wali kelas memiliki pengaruh yang signifikan dalam menggali bakat tersembunyi sehingga dapat mendampingi dan menjadi motivator utama dalam kehidupan murid di sekolah. Untuk itu, ada beberapa peran strategi yang dilakukan wali kelas sebagai penggerak yang memaksimalkan potensi. Berikut ini kisah pengalaman pribadi yang barangkali bermanfaat untuk diterapkan oleh teman-teman pembaca guru saat menerima amanah sebagai wali kelas di sekolah khususnya tingkat SMA.

Menyusun proposal hidupnya

Hidup memerlukan perencanaan yang terarah agar hidup lebih bersemangat. Untuk mencapai hal itu, murid diarahkan untuk membuat perencanaan apa yang dilakukan selama satu tahun ke depan dan bagaimana upaya mencapainya. Dengan begitu, ada keinginan untuk mengikuti setiap kompetensi dan pengembangan bakat yang dimiliki. Ada beberapa indikator yang saya gunakan sebagai pemantik dan sekaligus sebagai refleksi murid melalui sebuah pertanyaan yang dibuat dalam bentuk canva yang menarik kemudian diunggah dalam bentuk google site agar sewaktu-waktu mudah dievaluasi secara berkala sesuai kebutuhan.

          Sebelum menerncanakan proposal tersebut, kita sebagai wali kelas memberikan pandangan dan juga manfaat agar murid tumbuh motivasi untuk berbenah ke arah yang lebih baik. Sebab, sebelum menyusun hendaknya menata niat dan tekad agar motivasi tetap stabil setiap saat meskipun banyak kerikil tajam yang akan dilewati. Begitu halnya dengan ego diri dan lingkungan yang setiap saat menjadi duri dalam perjalanan. Motivasi itu yang selalu digiatkan agar terus menatap masa depan apalagi sebagai putra daerah IKN semakin ke depan semakin berat tantangannya.

Mendesain kelas inovasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun