Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Segitiga Restitusi, Pendekatan Humanis dalam Menangani Tantangan Murid di Kelas

11 Agustus 2024   14:19 Diperbarui: 11 Agustus 2024   14:25 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segitiga Restitusi, Pendekatan Humanis dalam Menangani Tantangan Murid di Kelas

Setiap zaman, tentu memiliki keunikan murid berbeda-beda. Dulu sejak saya sekolah keunikan murid tidaklah sekompleks sekarang. Masih teringat bagaimana dulu saya diberikan hukuman oleh guru karena tidak hapal perkalian atau karena masalah lainnya? Jika itu saya terapkan pada saat ini mungkin semua murid saya akan benci dan menjauh. Ternyata setelah saya analisis memang berbeda. Dulu saya dipukul dengan rotan tak masalah dan semakin semangat untuk belajar yang menaikkan prestasi. Tapi apakah hukuman seperti itu masih relevan sampai saat ini?

Hukuman yang diberikan kepada murid ternyata tidak bisa menguatkan dan bahkan meninggalkan luka. Ada juga yang menimbulkan masalah hukum apabila orang tua murid tidak terima. 

Untuk itulah tantangan bagi guru bagaimana mengelola perilaku murid di kelas? Saat keunikan yang terjadi muncul, maka perlu kita beralih dari penerapan disiplin otoriter yang berpusat pada pemberian hukuman menjadi metode lain yang lebih baik, kontruktif, dan berorientasi pada pembelajaran yakni segitiga restitusi.

Pendekatan ini ternyata setelah dipraktikkan dan dipahami membantu murid dalam memahami dampak dan perilaku yang dilakukan. Murid belajar dari kesalahan untuk lebih bertanggung jawab karena guru memberikan kepercayaan dan menebalkan keyakinan kelas yang telah dibangun dan sepakatinya dengan guru kelasnya.

Gambar kesepakatan dan prosedur kelas/sumber dokpri
Gambar kesepakatan dan prosedur kelas/sumber dokpri

Pendekatan ini saya nilai humanis yang memandang masalah tidak berpusat pada guru tapi pada murid. Mungkin guru memiliki pandangan bahwa masalah murid hanya kecil tapi berbeda saat sudut pandang murid sebagai pelaku, justru sebaliknya. Dengan pendekatan ini, guru tidak fokus menyalahkan kesalahan yang dilakukan oleh murid tapi menggali alasan dibalik itu semua dan bagimana cara guru memulihkan hubungan dan kondisi pembelajaran.

Pendekatan ini membawa perubahan yang luar biasa terhadap laku murid. Semua murid bisa diberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahannya daripada kita berikan hukuman. Sebab, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan dan berusaha menjadi pribadi lebih baik. 

Dengan penerapan segitiga restitusi kita bisa menerapkan sebagai manajer yakni posisi guru berbuat sesuatu bersama murid dengan mempersilakan murid mempertanggungjawabkan tindakannya, mendukung murid supaya menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Jika guru sebagai manajer telah memahami perannya dalam posisi teman dan pemantau sehingga sewaktu-waktu dapat diterapkan.

Semua guru mengharapkan murid menjadi manusia yang merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Dengan begitu, kolaborasi bersama murid bagaimana guru berusaha membantu memperbaiki kesalahan dan menebalkan keyakinan kelas yang telah disepakati. Lalu apa itu segitiga restitusi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun