Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Strategi Efektif Mengatasi Limbah Hewan Kurban: Solusi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

19 Juni 2024   17:28 Diperbarui: 19 Juni 2024   17:33 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pupuk organik.(SHUTTERSTOCK/SINGKHAM)

Strategi Efektif Mengatasi Limbah Hewan Kurban: Solusi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Momen hari raya Idul Adha merupakan hari yang penting dan bersejarah bagi umat muslim di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Pada momen tersebut terdapat acara penyembelihan hewan kurban dari masyarakat baik dari perorangan maupun kelompok. Namun, di balik kebahagiaan tentu kita tidak boleh melupakan dan bahkan mengabaikan limbah yang ditimbulkan dari hewan kurban.

Kegiatan tersebut menghasilkan limbah yang tidak sedikit apalagi jumlah hewan kurban yang disembelih jumlahnya banyak. Hal ini perlu penanganan yang baik sehingga pengelolaan limbah hewan kurban dapat efektif dan ramah terhadap lingkungan. Jangan sampai kita sudah bahagia membagikan semua alokasi daging dan sementara sisa limbah dibiarkan begitu saja tanpa ada seseorang yang peduli.

Sebelum ada acara penyembelihan, tentu perlu pembentukan tim secara khusus untuk melakukan tugas dan kewajiban masing-masing. Dengan pembagian tugas secara merata tidak akan ada yang saling menyalahkan satu sama lainnya sehingga kebersamaan tetap terjaga secara harmonis. Lalu, bagaimana cara yang dapat diterapkan untuk menangani limbah hewan kurban secara berkelanjutan?

Langkah pertama yang mesti dilaksanakan adalah mengelola limbah hewan kurban dengan melakukan pengelompokkan dan pemilihan. Dengan melakukan pemilihan dan pengelompokkan dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis limbah seperti limbah organik yang berupa jeroan, kulit, dan darah. Sementara limbah non organik berupa pastik pembungkus dan tali. Jika limbah pembungkus ini bisa diganti dengan menggunakan pembungkus seperti daun jati atau pembungkus ramah lingkungan tentu tidak mengakibatkan jumlah sampah bertambah dan mengurangi limbah plastik. Melalui proses pemilihan sejak awal akan memudahkan proses pengelolaan limbah menjadi efektif dan efisien serta terarah.

Setelah dikelompokan dan dipilah saatnya limbah dimanfaatkan. Limbah dalam kategori organik dari hewan kurban misalnya darah dan jeroan dapat dimanfaarkan sebagai pupuk organik. Adapun proses pembuatan kompos dapat mengubah limbah ini menjadi pupuk yang kaya nutrisi bagi tanaman. Sementara limbah tulang jika tidak dimanfaatkan bisa diolah menjad bahan baku pakan ternak atau pupuk fosfat. Melalui cara ini limbah yang awalnya menimbulkan permasalahan pada lingkungan dan sumber penyakit dapat diubah menjadi sumber daya ekonomis.

Adapun pengolahan limbah dapat menerapkan teknologi biogas. Teknologi biogas merupakan salah satu cara efektif untuk mengelola limbah organik. Dengan proses anaerobic, limbah organik misalnya kotoran hewan dan sisa daging dapat diubah menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Selain itu, residunya dari proses ini dapat digunakan sebagai pupuk organik cair.

Nah, untuk mewujudkan ini semua panitia masjid perlu diberikan pembekalan ke panitia-panitia dan masyarakat berupa penyuluhan. Program yang dikemas sebelum pelaksanaan kurban dimulai sehingga panitia dan masyarakat dapat mengetahui cara pengelolaan limbah dengan baik, melakukan pemilahan, dan memanfaatkan limbah yang membantu meningkatkan kesadaran dan keterampilan panitia dan masyarakat. Dengan begitu, dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.

Untuk mewujudkan itu semua, panitia dapat menjalin kerja sama dengan lurah setempat dengan menghadirkan pihak terkait baik pemerintah, swadaya masyakat atau perusahaan daur ulang yang dapat membantu memberikan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah hewan kurban. Dengan begitu, masyarakat semakin bijak dalam mengembangkan pengelolaan limbah yang berdampak pada lingkungan secara berkelanjutan.

Selain itu, bentuk sosialisasi dan pelatihan ini dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi masyarakat dalam memanfaatkan limbah yang ada di rumahnya masing-masing. Dengan begitu, cara sepert ini masyarakat mulai secara serempak dan sadar dapat memanfaatkan limbah tersebut untuk menyuburkan tanaman dari rumah masing-masing. Apalagi digerakkan dari rumah penanaman sayur atau tanaman dengan hasil buatan kompos masing-masing sehingga menjadi desa percontohan yang patut ditiru oleh orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun