Musim Tanam Gaduh
Pada akhir pekan ini, saya berkesempatan untuk menikmati liburan bersama buah hati ke kampung halaman. Kampung halaman yang begitu adem dengan pemandangan sawah membentang. Di kampung orangtua sedang berlangsung tanam padi kedua alias musim tanam gaduh.
Pada musim ini para petani menggunakan beberapa cara agar tetap menanam padi di tengah terpaan gagal panen di bulan Ramadan lalu. Sebagian masyarakat memang ada yang panen namun tidak sesuai ekspektasi dan bahkan ada yang memperoleh panen beberapa karung akibat padi hampa.
Kegagalan tersebut juga mempengaruhi cara atau metode tanam padi. Metode itu tergantung dengan modal yang dimiliki. Jika petani memiliki cukup modal tentunya akan menyewa jasa orang lain untuk menanam setelah lahan digemburkan oleh alat traktor.
Atau, bisa juga, petani yang telah memiliki alat tanam mesin bisa menggunakan alat itu untuk menanam langsung. Petani tinggal meletakkan padi yang siap tanam di alat tersebut lalu mesin penanam padi yang digerakan mesin dan diarahkan petani dengan mudah menanam sesuai jalur. Padi terlihat lurus dan rapi.
Lain halnya dengan cara petani yang menerapkan metode tanam tabur. Petani yang menerapkan tanam tabur ini sebenarnya berbeda dengan metode menggunakan jasa orang yang menanam menggunakan tangan dan begitu halnya dengan mesin penanam padi.
Jika menggunakan jasa orang lain dalam menanam padi, padi perlu disemai terlebih dahulu begitu halnya dengan menggunakan mesin penanam padi. Jarak tanam pun dipertimbangkan sehingga terlihat baik dan rapi. Metode ini perlu dana lebih sebagai modal awal.
Sementara dengan metode tanam tabur seperti yang orangtua jalankan, pertama-tama tanah sawah digemburkan dengan traktor sebanyak dua kali agar bekas tanaman padi yang lalu larut dalam tanah dan menjadi kompos alam. Lalu padi yang dijadikan bibit dipilihlah bibit unggul agar tanaman padi dapat kuat dari serangan hama. Padi tersebut direndam beberapa hari sampai terlihat seperti kecambah baru padi siap ditaburkan di lahan yang siap ditanam.
Jika dibandingkan saat tumbuh. Metode tanam tabur tidak memiliki jarak yang teratur. Di sini petani menghambur benih tidak boleh berlebihan sehingga saat tumbuh tidak menumpuk sehingga dapat mengakibatkan kerja petani dua kali.
