Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyebab dan Tindakan Petani Menghadapi Panen Padi Hampa

10 Mei 2024   14:55 Diperbarui: 10 Mei 2024   18:23 15511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, upayakan pengendalian hama dan penyakit secara teratur sehingga dapat mencegah kerusakan tanaman padi.

Namun upaya tersebut perlu dilakukan untuk meminimalisir keadaan namun pada musim yang lalu upaya itu akhirnya kandas meskipun masih tetap memberikan harapan meski kerugian tetap harus diterima dengan lapang dada.

Lalu tindakan yang dilakukan oleh orangtua saya dalam menyikapi panen padi tidak sesuai harapan adalah menerima keadaan meskipun sempat jatuh sakit. Apa yang telah diberikan Yang Maha Kuasa adalah itu yang terbaik untuk keluarga. Petani dapat memilih model penjualan yang ada di kampung Desa Sebakung jaya dengan memperhatikan keuntungan yang diperoleh. Model penjualan padi pada saat masih tergolong relatif stabil.

Model penjualan yang dipilih dapat berupa penjualan gabah padi. Tak hanya itu, petani dapat menjadikan padi menjadi beras dengan dioven terlebih dahulu tanpa dijemur. Hal ini sebagai antisipasi tenaga tambahan apabila dilakukan penjemuran. Memang perlu tenaga mandiri tapi perlu pengorbanan waktu. Apalagi bila sesaat terjadi hujan secara mendadak tentu memerlukan strategi dalam penanganan.

Selain itu, apabila petani kurang puas dengan metode itu, petani dapat menjemurnya terlebih dahulu sampai bulir padi kering dan menggiling hingga menjualnya. Semua metode itu ada plus dan minusnya dan tergantung pilihan ada pada petani disesuaikan keuntungan yang diperoleh.

Dari hasil tanaman padi yang belum sesuai harapan, bijak bagi petani untuk tetap bertahan hidup agar produksi padi terus ada. Pada musim bulan ini ada langkah yang diambil orangtua saya dalam menyikapi musim tanam padi atau diistilahkan sedang gadu.

Nah, saat musim sebelumnya orangtua saya menggunakan jasa tanam dengan memperhatikan jarak. Tapi untuk kali ini untuk meminimalisasi modal maka menggunakan metode tabila. Metode ini dilakukan penyebaran benih yang mulai tumbuh setelah perendaman tidak langsung disemai tapi langsung ditabur di areal sawah secara merata dengan memperhatikan supaya tidak terjadi penumpukkan.

Cara itu dilakukan sebagai pengurangan modal yang dimiliki agar petani tidak berhutang. Dengan begitu, petani hanya melakukan pencabutan padi apabila terjadi pertumbuhan yang berlebihan pada tempat yang sama. Memang jika dipandang masih bagus berjarak daripada langsung menabur benih. Tapi hal itu cara yang bijak karena tidak memaksakan keadaan yang justru dapat menambah hutang yang menjadi beban tambahan. Ya kalau hasil panen dapat diprediksi tapi jika tidak dapat diprediksi dan sewaktu-waktu hama datang menyapa petani sudah mengantisipasi semua dari awal.

***

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun