Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyebab dan Tindakan Petani Menghadapi Panen Padi Hampa

10 Mei 2024   14:55 Diperbarui: 10 Mei 2024   18:23 15517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab, beberapa varietas kadang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menghasilkan bulir padi hampa bahkan kosong bila dibanding varietas lainnya.

Faktor genetik ini tentu dipengaruhi oleh hama dan juga lingkungan. Untuk itu, perhatikan pemilihan bibit unggul yang telah teruji terhadap hama dan kondisi lingkungan sehingga dapat membantu mengatasi gagal panen.

Gangguan pada fase generatif padi

Fase generatif ini merupakan periode kritis sebab terjadi masa pembuahan dan pembentukan bulir. Pada fase ini dapat terjadi gangguan misalnya areal sawah kekurangan air, terjadi serangan hama, padi stres akibat cuaca ekstrem yang melanda.

Dari beberapa faktor tersebut yang dapat menjadi penyebab bulir padi tidak mengalami perkembangan dan menjadi potensi padi menjadi hampa atau bahkan tidak berisi.

Untuk itu, penting bagi petani untuk meminimalisasi gejala tersebut di atas agar pada fase generatif bulir padi mengalami pembuahan dengan maksimal.

Kesalahan pengelolaan dan pemupukan

Pada fase ini kemungkinan terjadi dikarenakan pemupukan yang kurang tepat, kekurangan pengairan, dan bahkan pengairan yang berlebihan, serta pengaturan jarak saat tanam padi sehingga berpengaruh tumbuh kembang padi. Dengan demikian, lakukan pemupukan secara teratur sesuai kebutuhan padi.

Selain itu, perhatikan pengairan tanaman padi secara cukup dan hindari secara berlebihan serta atur awal tanam padi agar padi dapat tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai harapan.

Hama dan penyakit

Penyebab ketiga ini yang menyebabkan bulir padi mengalami hampa. Hal ini dikarenakan wereng, penggerek batang, dan blast.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun