Berpuasa, Berbuka, dan Sahur Seorang Diri. Siapa Takut?
Ramadan bagi setiap orang adalah momen yang sangat indah untuk berkumpul dan berbagi kebahahagiaan dengan keluarga, kecuali saya dan rekan lainnya yang merantau yang jauh dari keluarga. Yang tinggal di suatu tempat tidak memiliki keluarga.Â
Selain itu, sebagai abdi negara yang masih memiliki tanggung jawab sampai libur lebaran tiba. Apalagi buah hati semua belajar di pesantren dan hanya tersisa anak balita yang menemani hari di rumah. Hal ini menjadi tantangan sendiri, tapi akankah saya harus takut atau resah? Tidak, semua kehidupan memiliki siklus sendiri bagaimana menyikapinya.
Terkadang ada impian untuk berkumpul bersama dengan keluarga tercinta namun jarak tempuh yang tak memungkinkan untuk berkunjung. Kondisi cuaca yang ekstrem ditambah beban pekerjaan yang mengharuskan menikmati situasi ini dengan sendiri.Â
Tentu, pada awalnya akan terasa sepi dan hampa. Namun, dari kesendirian banyak sekali makna kehidupan yang bisa didapatkan misalnya meresapi makna kedamaian dan ketenangan dalam meresapi makna ibadah.Â
Melalui perenungan makna Ramadan dan kehidupan, saya dapat mengisi waktu sendiri untuk hal ibadah, melakukan pembinaan pemantapan lomba secara daring, melakukan pekerjaan rumah tangga, mengurus anak, dan kegiatan lainnya yang memperkaya jiwa dan spiritual.
Saat saya berpuasa dan berbuka sendiri dapat menjadi pengalaman yang memerlukan keteguhan dan ketenangan. Meskipun terasa sepi saat sahur dan berbuka itu bukan masalah.Â
Saya juga tidak mengadakan harus berbuka dengan teman atau orang lain mengingat balita yang tak ingin kesehatannya terganggu oleh angin malam. Tapi lebih menikmati keadaan dan mensyukuri bahwa kehidupan itu memang pilihan untuk kita jalani dengan lapang dada. Memang impian ingin menjadi harapan. Namun, perbedaan kondisi setidaknya saya tidak mengeluh dengan keadaan dan terus semangat menyambut yang ada.
Dengan menikmati keadaan sendirian setidaknya membawa saya bersyukur diberikan kesempatan menikmati Ramadan. Walaupum keinginan itu menciptakan kesempatan untuk merindu dan merindukan, membangun hubungan yang lebih kuat dengan Sang Pencipta.Â
Selain itu, saya dalam menjalani puasa sendiri, saya bisa belajar lebih mandiri dan menguatkan karakter diri terutama memanajemen waktu dengan bijak. Saya lebih bertanggung jawab tentang diri sendiri baik dalam menjaga kesehatan maupun menjalankan ibadah dengan konsisten. Kemandirian akan membentu karakter lebih kuat dan teguh serta saya lebih siap menghadapi tantangan lain yag akan datang.
Ingat, tidak selalu menakutkan dan menyedihkan bila kita berpuasa, berbuka, dan sayur seorang diri. Banyak hal yang bisa kita dapatkan meskipun itu ada minus dan plusnya. Dari plusnya kita belajar menikmati kesempatan yang ada untuk memperdalam hubungan diri dengan Tuhan dan bisa merenung guna merefleksi diri agar menjadi insan yang bermanfaat.Â