Mewujudkan Pendidikan Inklusif: Mengintegrasikan Semua Anak dalam Belajar
Malam ini, tanggal 20 Februari 2024, saya mendapat tugas mewakili kepala sekolah untuk mengikuti Workshop Manajemen Pendidikan Inklusif yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Sebanyak 60 kepala sekolah perwakilan dari Kalimantan Timur mendapat workshop bagaimana memanajemen Pendidikan inklusif di sekolah. Acara tersebut dibuka oleh kabid  inklusif dan dilanjutkan pengantar dari pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Herman. Kemudian acara dilanjutkan esok pagi.
Beliau menyampaikan bahwa anak inklusif juga memiliki peluang besar meraih masa depan. Banyak dari anak inklusif yang telah berhasil dan  mampu menjadi daya tarik dunia yang perlu diacungkan jempol. Selain itu, pegawai dinas yang menangani Pendidikan inklusif juga mengutarakan bahwa sekolah jangan menunggu fasilitas dan tenaga pendidik yang profesional baru menerima murid inklusif. Beliau menyampaikan selayaknya kita bekerja seperti mengisi BBM dimulai dari nol. Untuk itu, perlunya peran kepala sekolah menyiapkan sekolahnya guna mendukung anak inklusif dapat belajar bersama secara nyaman tanpa deskriminasi. Setelah workshop ini akan ada tindaklanjut untuk melatih guru sehingga diharapkan guru memiliki pengalaman dalam  mendidik murid berkebutuhan khusus.
Pendidikan merupakan hak setiap orang, tanpa terkecuali dengan tidak memandang latar belakang, kemampuan, atau keadaan fisiknya. Namun kenyataannya masih banyak anak yang belum mendapat sentuhan khusus  karena berbagai alasan misalnya anaknya kurang normal, masalah uang,  atau perbedaan budaya. Hal ini mengapa pentingnya pendidikan inklusif yang memastikan  semua anak tanpa terkecuali anak berkebutuhan khusus mempunyai akses sama mendapat pendidikan yang bermutu.
Pendidikan inklusif merupakan sebuah pendekatan untuk semua siswa yang memiliki kebutuhan khusus yang diajarkan bersama dalam lingkungan yang memberikan dukungan tanpa adanya diskriminasi. Anak yang termasuk di dalamnya anak dengan cacat fisik, intelektual, atau belajar diajarkan bersama teman sebayanya dengan mendapat dukungan tambahan yang diperlukan guna memastikan keberhasilannya.
Dalam kesempatan itu beliau menyampaikan mengapa sekolah negeri baik SMK dan SMA diundang? Karena ke depannya sekolah yang dilatih akan dipersiapkan menjadi sekolah inklusif sehingga tantangan demi tantangan dapat terselesaikan dimulai dari pengaturan manajemen dan dukungan sekolah dalam menerima anak inklusif. Menurut penuturan beliau akan ada pelatihan untuk guru yang mengajar anak inklusif dan memahami kebutuhannya. Selain itu, akan ada secara pertahap diusulkan untuk melengkapi sarana pendukung di sekolah guna membantu memberikan fasilitas khusus  anak inklusif. Semoga upaya dari dinas tersebut mendapat dukungan dari sekolah untuk melaksanakan sekolah inklusif dan memberikan pelayanan terbaiknya.
Dengan demikian, pendidikan inklusif adalah landasan penting dalam mewujudkan masyarakat adil dan inklusif. Melalui integrasi semua anak dalam proses belajar, kita tidak hanya memberikan kesempatan belajar yang adil untuk semua anak tapi ikut serta mempersiapkan generasi ke masa depannya yang lebih toleran, empati, dan saling pengertian. Untuk itu, memperjuangkan pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab sekolah dan pemerintah tapi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk saling mendukung terwujudnya pendidikan untuk semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H