Mutiara Hikmah dari Peringatan Isra Mikraj Pondok Pesantren Darun Nafi: Menjaga Hati dari Penyakit Hati
Kemarin saya hadir memenuhi undangan Pondok Pesantren untuk mengikuti peringatan Isra Mikraj. Meski terlambat tapi ada sesuatu yang disampaikan oleh penceramah mengenai menjaga hati dari penyakit hati. Sebuah materi yang tak asing lagi di pendengaran dan sering disampaikan pada setiap kesempatan. Tapi sejenak pikiran merefleksi diri memang benar, jika hati kita terjaga maka tak hanya pikiran positif saja yang kita dapatkan tapi kebahagiaan sederhana pun dapat kita peroleh. Ulasan sederhana tapi mampu menggoncangkan motivasi untuk terus memperbaiki kualitas diri.
Penyakit hati merupakan suatu kelainan kepribadian yang dimiiki seseorang yang ditandai oleh mental dan gangguan emosional yang membuat seseorang yang awalnya normal atau biasa saja menjadi pribadi tidak bisa mengatur dirinya guna beradaptasi dengan sekitarnya. Apalagi jika penyakit hati menyerang kita maka mental atau kepribadian yang kita miliki juga terganggu yang mengakibatkan kita kurang bisa memahami masalah. Penyakit hati menyerang seseorang yang membuatnya tidak sakit tapi psikisnya  yang sakit meskipun mereka menganggap normal, lebih baik, dan lebih penting tapi penyakit hati luar biasa dampaknya.
Penyakit hati memang tidak menular secara kasat mata, tapi jika tidak dicegah luar biasa dampaknya. Penyakit hati yang biasa menjangkiti kita di antaranya marah, dengki, iri, sombong, riya, dan sebagainya. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan bahwa setiap penyakit juga memiliki obat begitu halnya dengan penyakit hati. Ada 5 obat penyakit hati adalah membaca Alquran, mengatur pola makan secukupnya (dapat berpuasa atau cara lain), bangun malam (dengan melaksanakan salat tahajud, zikir, atau amal lainnya), merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam, dan bergaul dengan orang-orang saleh.
Selain itu, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari penyakit hati dengan perbaiki perilaku, melakukan kegiatan positif sehingga pikiran kita tidak fokus pada penyakit hati yang mengganggu produktivitas kita sehingga pikiran kita akan tenang yang mengakibatkan kita selalu sehat dan berpikir bahwa hidup yang kita nikmati tidaklah selamanya. Kita hanya sebagai manusia yang diberi kesempatan menerbarkan kebaikan di muka bumi ini. Jika tugas kita telah selesai maka amalan atau kebaikan itu yang kelak menjadi teman sejati di alam keabadian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H