Menguatkan Karakter Diri: Pondasi Kekuatan Diri

Menguatkan Karakter Diri: Pondasi Kekuatan Pribadi

Teman-teman pembaca Kompasiana, tentu berharap memiliki karakter yang kuat guna membangun kekuatan diri. Karakter  merupakan identitas diri yang dapat mencerminkan nilai-nilai, perilaku, prinsip-prinsip yang membimbing setiap perilaku kita sehari-hari. Menguatkan karakter memerlukan sebuah komitmen dan upaya secara berkesinambungan dan kesadaran diri yang mendalam. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat membangun pondasi kekuatan pribadi.

Berikut ini ada beberapa cara praktis yang bisa membantu kita semua menguatkan karakter diri

Identifikasi nilai-nilai diri

Cara praktis sebagai langkah pertama yang dapat menguatkan karakter diri adalah identifikasi diri atau mengenali. Selain itu juga, lakukan definisi mengenai nilai-nilai yang penting bagi diri pribadi. Nilai-nilai berupa kejujuran, integritas, kerendahan hati atau nilai lainnya. Sebab nilai-nilai tersebut dapat menjadi petunjuk dalam pengambilan keputuan dan perilaku kita sehari-hari.

Tetap konsisten 

Kata konsisten mudah diungkapkan tapi tak mudah untuk diaplikasikan. Padahal konsisten merupakan rahasia orang yang sukses. Sebab dengan memiliki karakter konsisten tentu menjadi kunci keberhasilan mereka. Mereka tak peduli apakah banyak rintangan, keberhasilan atau hal yang lainnya. Mereka tetap melakukan dengan konsisten tanpa menyerah. Lalu kita bertanya apakah itu konsisten? Konsisten merupakan kemantapan dan ketetapan diri dalam bertindak atau bersikap. Jika seseorang memiliki karakter konsisten bararti pribadi dia mantap dalam melaksanakan suatu hal secara berkelanjutan.

Selain itu, konsisten merupakan kunci untuk menguatkan karakter seseorang. Untuk itu, pastikan diri bahwa nilai-nilai yang kita anut tergambar dalam segala aspek kehidupan kita baik dalam hubungan pribadi, urusan pekerjaan, atau situasi-situasi tertentu. Hal itu memerlukan karakter konsisten yang dapat menciptakan citra diri yang kuat dan dapat diandalkan.

Jujur terhadap diri sendiri

Di zaman modern ini terkadang ada anggapan bahwa orang jujur sulit ditemui. Berasumsi boleh saja tentu menjadi refleksi diri masing-masing. Sebab, memiliki karakter jujur hanyalah kita yang tahu, meskipun kita berusaha menyakinkan kepada orang lain mengenai diri kita. Tetap saja hati akan mengatakan beda jikalau kita melakukan sesuatu kecurangan. Orang akan menilai kita dari perilaku dan perkataan. Oleh karena itu, saat kita berinteraksi sosial, praktikkan kejujuran diri sendiri. Kita bisa akui kelebihan dan kelemahan diri dengan sebenarnya dan berkomitmen untuk terus berkembang. Kejujuran terhadap diri sendiri membuka pintu untuk pertumbuhan pribadi yang menuju lebih baik lagi.