Refleksi Diri: Memotivasi Diri untuk Belajar
     Â
 Tak bisa dipungkiri bertambahnya usia juga merupakan salah satu menurunkan motivasi dalam belajar. Ternyata anggapan saya dapat ditepiskan. Bertambahnya usia bukan menjadi penghalang untuk belajar. Bukannya belajar dari lahir hingga hembusan napas. Ternyata pengaruh menset di kepala sangat signifikan dalam memprogran organ tubuh dalam menjalankan kegiatan. Saat menset sudah terpatri, jangankan tergerak, tertarik pun tak ada. Apalagi didukung lingkungan yang membuat nyaman di tempat.
 Usia boleh bertambah tapi semangat tak boleh pudar. Biarlah orang memandang apa, tapi lakukan sekuat tenaga yang kita miliki. Jika kita terus terbawa oleh arus  lingkungan kapan kita mau berubah. Lalu, tujuan apa kita mau berubah? Apakah karena materi atau menyenangi suatu pekerjaan? Semua itu tergantung pribadi. Pilihan ada di diri kita sendiri, bukan?
      Ternyata pengaruh faktor lingkungan membawa perubahan terhadap pola pikir kita. Apalagi lingkungan memiliki motivasi untuk tidak memberikan dukungan semangat dan justru melemahkan. Hal inilah yang membuat diri kita enggan bergerak dan menikmati segala yang ada dengan lapang dada tanpa melakukan refleksi diri. Belum lagi bisikan angin yang dihembuskan mampu merobohkan tiang yang kokoh hingga melemahkan semangat untuk bergerak. Keadaan ini akan membuat kita nyaman berada di zona tersebut. Sebab, apa yang yang kita lakukan akan mendapatkan dukungan yang tidak kita inginkan. Lalu, bagaimana kita bergerak jika mendapatkan lingkungan seperti itu?
      Jika kita ingin belajar tentu ada saja faktor penghambat baik yang datangnya dalam pribadi kita misalnya kurang percaya diri, rasa malas, tidak menyukai tantangan, membosankan, dan sederet mental block lainnya yang terus membuat kita enggan bergerak. Sebenarnya faktor dari dalam inilah yang membuat banyak pengaruh kepada diri pribadi. Bila dibandingkan dengan faktor dari luar. Mental block yang terus menganggu tentu akan membuat kita lemah bergerak. Lalu bagaimana agar mental block itu dapat diminimalisasi agar semangat dari dalam terus memberikan stimulus?
      Untuk menjadi diri pribadi memang tidaklah mudah. Perlu tekad dan keyakinan yang kuat. Dengan dasar itulah akan membuat kita sadar bahwa kita perlu menengok dunia luar, perlu berteman dengan orang yang memiliki energi positif, perlu bergabung dengan komunitas yang mengalirkan dorongan untuk bersinergi bersama-sama. Inilah babak baru kita mulai. Bukankah belajar hal baru akan menghadirkan tantangan, bukan? Tantangan akan membuat hidup berwarna bukan sebaliknya. Jika kita menjadikan sebuah beban yang ada hanya keputusasaan yang datang menyelimuti hati dan pikiran. oleh karena itu, jadikan itu sebuah tantangan agar kita dapat melakukan dengan sepenuh hati.
      Perubahan pada diri kita untuk belajar memang memerlukan proses pengorbanan. Tapi yakinlah tidak ada proses yang menghianati sebuah hasil. Jikalau waktu kita yang miliki untuk belajar sangat panjang dan melelahkan. Yakinlah aka nada kejutan istimewa yang kelak kita nikmati. Nikmati setiap proses dengan lapang dada. Ingat, jangan sampai proses belajar mengganggu tugas utama sebagai guru. Bukankah ada hasil yang kita nikmati setiap bulan untuk keluarga. Apalagi kita sampai larut dalam belajar hingga melupakan yang tugas utama.
      Nah, berikut ini ada tips ala saya pribadi agar kita bisa belajar di tengah kesibukan sebagai guru dan juga orang tua
1. Merefleksi diri