[caption id="attachment_315237" align="alignnone" width="700" caption="Suasana diskusi regular jurnalis warga yang dilaksanakan oleh JURnaL Celebes di Zidane School, Belopa, Luwu, akhir Juni 2014. (foto: andrie)"][/caption]
Dalam proses pelayanan kesehatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan saat ini masih didominasi bidan sukarela. Hal ini menjadi salah satu hambatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan di daerah ini.
Bila dikalkulasi secara rata-rata kebutuhan bidan (berstatus PNS) di Kabupaten Luwu baik untuk pelayanan di puskesmas dan pelayanan di desa-desa harus mencapai sekitar 353 tenaga bidan. Asumsinya, setiap puskesmas rawat inap di Luwu membutuhkan lima hingga delapan orang tenaga bidan PNS. Termasuk untuk mengisi bidan-bidan di desa sebanyak 227 desa/kelurahan. Namun kenyataan yang terjadi saat ini, jumlah tenaga bidan berstatus PNS masih berkisar 158 orang saja yang ditempatkan di puskesmas.
"Kami sangat ingin memperkuat program Desa Siaga di wilayah kerja kami di Kecamatan Bajo Barat, namun kami akui masih ada kendala yang kami hadapi, yakni masih minimnya tenaga bidan khususnya bidan senior yang berstatus PNS atau PTT, " ungkap Kepala Puseksmas Bajo Barat Hamka Hamid dalam acara Diskusi Jurnalis Warga Luwu dilaksanakan JURnaL Celebes - Kinerja USAID akhir Juni lalu.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Puskesmas Kecamatan Bajo, Rusdin SKM. Menurutnya, pihaknya juga amat merespon positif program desa siaga sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kesehatan diwilayahnya. Hanya saja masih minimnya tenaga bidan senior dimana bidan harus menetap 1 x 24 jam dalam memberikan pelayanan di desa-desa masih menjadi kendala tersendiri.
" Kekurangan bidan senior kami mampu menutupi dengan mengaktifkan bidan-bidan yunior denganstatus sebagai tenaga sukarela. Namun para bidan junior yang menjadi tenaga sukarela ini juga berharap mereka mampu diangkat menjadi bidan PTT atau bidan PNS yang memiliki penghasilan tetap dari anggaran negara, " uangkap Rusdin dalam diskusi dengan topik layanan bidan di Puskesmas itu juga
Masih minimnya bidan yang berstatus PNS atau PTT diakui jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu. Namun demikian Pemkab Luwu yang dipimpin Bupati Luwu HA Mudzakkar akan berupaya sekuat tenaga untuk mengangkat bidan sukarela menjadi PNS atau PTT
" Permasalahan minimnya tenaga bidan disetiap desa memang hampir merata terjadi di beberapa desa dikabupaten Luwu. Kita sudah memiliki beberapa bidan berstatus PTT, tetapi karena wilayah kita memang luas, disisi lain kemampuan anggaran belum memadai, sehingga kita belum mampu mengakomodir tenaga bidan ini menjadi PNS atau PTT, " papar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Luwu, Hj Sairah AMd.Kl, S.Sos, M.Si.
Informasi yang dihimpun dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Luwu, jumlah bidan di daerah berjuluk Bumi Sawerigading ini masih berkisar 500-an orang, terdiri dari 158 orang berstatus pegawai negeri sipil, sebanyak 157 orang bidan berstatus pegawai tidak tetap dan sebanyak 206 bidan berstatus tenaga magang.*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI