Kebanyakan orang merasa bahwa dirinya tidak berjiwa seni, tidak mampu dibidang seni, atau enggan untuk belajar seni karena merasa kesulitan. Dengan adanya anggapan tersebut menyebabkan seseorang tidak tertarik untuk belajar seni, hanya cukup menikmati hasil karya seni orang lain tanpa adanya usaha untuk melatih diri supaya menghasilkan sebuah karya seni.
Begitu pula guru SD, karena mereka merasa kesulitan dalam mengajarkan seni kepada anak maka pelajaran senipun tidak diberikan kepada anak, setiap kali jam pelajaran seni, anak hanya ditugaskan untuk menggambar dan menggambar begitu pula seterusnya sampai mereka lulus dari SD. Hal tersebut menyebabkan anak yang dapat berkembang hanya anak-anak yang mempunyai bakat menggambar, sedangkan anak yang mempunyai bakat lain seperti menyanyi misalnya tidak dapat berkembang karena tidak ada wadah atau saluran yang menampung bakat mereka. Seni itu tidak hanya menggambar saja, akan tetapi seni terdiri dari seni musik, seni tari, seni rupa, dan lain sebagainya. Berbagai macam seni tersebut harus diberikan kepada siswa supaya bakat yang ada pada diri mereka masing-masing siswa dapat tersalurkan. Dengan diajarkannya berbagai macam seni akan mengembangkan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Anak yang kreatif, ia tidak akan putus asa selalu mencari jalan keluar ketika mempunyai masalah dan selalu bekerja keras.
Oleh karena itu sebenarnya pada tahap awal seorang guru SD cukup dituntut memiliki wawasan bahwa pengembangan pembelajaran akan lebih efektif melalui aktivitas seni. Selanjutnya guru memiliki apresiasi atau penghargaan terhadap seni. Perlunya guru Sekolah Dasar memiliki berbagai persepsi, pemahaman yang lengkap dan komprehensi tentang begitu pentingnya pengembangan seni bagi anak bukan hanya sebagai bahan ajar akan tetapi jauh lebih penting digunakan sebagai media pembelajaran (Education Through Art) yang telah dikembangkan justru oleh negara-negara yang telah maju dalam bidang IPTEKnya. Mereka mengembangkan IPTEK bukan dengan cara penanaman ilmu secara langsung, tetapi melalui senilah pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan jauh lebih mudah berhasil. Hal ini didasarkan bahwa dunia anak adalah dunia seni dan bermain, maka pengembangan pembelajaran melalui kegiatan seni dan bermain (Education Trough Art and Play). Sehingga guru memungkinkan memadukan mempelajari bidang-bidang studi dalam pendidikan seni atau seni terpadu. Hal ini didasarkan, bahwa pada dasarnya seni adalah menyenangkan dan mempelajari seni hendaknya juga suatu kesenangan. Hal ini dapat terjadi jika seni diajarkan atau dikembangkan sebagai seni bukan sebagai pengetahuan yang harus dihafal. Berbagai bentuk seni menimbulkan rasa senang, haru dan kekaguman akan memotivasi anak untuk berekspresi mengemukakan ide untuk dikomunikasikan secara bebas tanpa tekanan yang merupakan kekuatan kondisional yang besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Contohnya pelajaran matematika dipadukan dengan seni yaitu melalui bernyanyi "Satu-Satu" mengembangkan konsep urutan bilangan, "Satu ditambah satu sama dengan dua" mengembangkan konsep penjumlahan.
Sehingga dengan melihat karakteristik anak SD yang masih dalam taraf bermain maka diharapkan pelajaran seni diajarkan kepada siswa SD. Selain itu suatu bidang studi juga dapat divariasikan dengan seni yang memungkinkan proses belajar mengajar akan lebih efektif dan pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan.
SENI
Seni merupakan karya manusia yang melibatkan ide, gagasan, gerak hati, perasaan, pikiran, membuat, menyusun, memproses sehingga menghasilkan satu wujud visual yang memiliki nilai keindahan dan menimbulkan perasaan,
Seni mempunyai dua prinsip yaitu prinsip bentuk dan keaslian yang mana bentuk adalah fungi persepsi dan keaslian adalah fungsi imajinasi.
Menurut Barret (1982), syarat mendasar dari seni yang ia katakan sebagai sifat dasar seni:
- Elemen Konsep, elemen ini mempersyaratkan adanya ide, gerak hati dan perasaan
- Eleman Operasional, elemen ini meliputi media, materi dan teknik
- Elemen sintesis, merupakan dinamika visualisasi bentuk yang diarahkan pada struktur bentuk yang digunakan untuk menyampaikan konsep melalui materi-materi.
ESTETIKA
Mayesky (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan haru dan kekaguman.
Estetika dapat dipandang dari berbagai aspek, tetapi pegangan untuk memahami nilai-nilai estetika yang dipergunakan dalam karya seni terdapat nilai bahwa estetika terdiri dari:
- Absolutisme, doktrin tentang pembakuan suara atau pengakuan mengenai keindahan.
- Anarki, doktrin ini menggerakkan penilaian kepada masing-masing pribadi secara murni, sebjektif dan tidak perlu tanggung jawab.
- Relativisme, doktrin ini menggunakan kriteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak tetapi masih objektif dan dalam pemikiran.