Mohon tunggu...
Suciana Fitriyati
Suciana Fitriyati Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling

Pecinta kuliner, hobi travelling, and I Love My Self...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Mengelola Emosi Diri

2 Desember 2022   20:48 Diperbarui: 3 Desember 2022   11:58 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti pernah merasakan emosi dalam dirinya. Emosi dapat dialami oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan pria dan wanita dewasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. 

Selain itu menurut Syaodih, dkk (2003) menyatakan bahwa emosi merupakan perasaan yang bergejolak pada diri manusia dan berperan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Sedangkan, menurut Daniel Goleman (2002), emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah perasaan yang dialami seseorang untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan keadaan dirinya.

Ada berbagai macam emosi yang terdapat dalam diri seseorang, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif merupakan ungkapan perasaan kesenangan seseorang. Emosi positif juga dapat dikatakan sebagai emosi yang menyenangkan dan membuat seseorang tenang, seperti terharu ketika mendapatkan hal-hal baik, tersenyum kepada lingkungan sekitar dan semua orang, serta gembira atas sesuatu yang telah tercapai. Sebaliknya, emosi negatif adalah emosi yang meluap, menyusahkan, dan tidak menyenangkan, seperti marah, kecewa, dan menangis.

Seseorang pernah merasakan kedua emosi ini. Namun, emosi negatif terkadang mendominasi dalam diri seseorang, seperti meluapkan amarah yang meledak-ledak, menangis karena hal tertentu, dan kecewa terhadap keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Imbas dari emosi negatif ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri, namun juga bagi orang lain. Emosi mempengaruhi keadaan seseorang. 

Contohnya ketika mengambil keputusan dalam rapat. Ketika suasana hati seseorang dalam keadaan baik, tersenyum, dan bahagia, keputusan dapat diambil secara mufakat. Namun, ketika suasana rapat tidak berjalan dengan baik, maka seseorang akan cenderung menggunakan emosinya untuk membuat keputusan rapat, tidak menggunakan logikanya.

Emosi negatif yang berlebihan akan memberikan dampak yang tidak baik untuk tubuh kita. Emosi negatif yang tidak terkontrol dapat membuat tubuh kita lelah, mudah frustasi, stres, tidak menyukai diri sendiri, dijauhi orang lain, sampai membuat kita selalu menyalahkan keadaan. Bahkan tidak jarang seseorang mengeluarkan umpatan yang tidak sepantasnya diucapkan ketika emosi negatifnya berada di puncak.

Masa remaja merupakan masa untuk mencari jati diri. Masa dimana perkembangan emosi mengalami perubahan yang drastis. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya lingkungan, komunikasi dengan orang tua, dan interaksi dengan teman sebaya. 

Orang tua perlu memahami perubahan emosi dalam diri anak mereka ketika mulai menginjak usia remaja, cara berinteraksi, menanggapi pembicaraan orang lain, dan memiliki peran besar dalam mengembangkan emosinya ke arah positif.

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang dapat mengelola emosinya dengan baik, yaitu sebagai berikut :

  • Melakukan kegiatan atau hobi yang disukai akan membuat emosi menjadi teralihkan. Hal tersebut akan berdampak positif terutama bagi diri sendiri;
  • Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Ketika seseorang sedang emosi, dia akan cenderung meluapkan segala kemarahannya kepada orang lain tanpa berpikir terlebih dahulu apakah omongannya menyakiti hati orang tersebut atau tidak. Alangkah lebih baik jika seseorang dapat mengontrol emosinya meskipun dia sedang bersama dengan seseorang yang berperilaku jahat kepadanya;
  • Berusaha untuk memaafkan kesalahan diri sendiri maupun orang lain. Ketika seeorang bisa berdamai dengan keadaan, maka hidupnya akan lebih tenang dan tidak buru-buru.
  • Belajar untuk lebih mengekspresikan emosi positif (senang, bahagia, tertawa) dan emosi negatif (marah, sedih, kecewa) secara seimbang.
  • Tarik napas dalam-dalam agar lebih rileks dan lebih tenang ketika emosi muncul dalam diri. Selalu berdoa agar dijauhkan dari emosi yang kerap kali muncul saat ada masalah.
  • Sangat wajar seseorang mengalami emosi dalam dirinya. Namun, jangan sampai emosi negatif menguasai diri seseorang yang berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain. Belajar untuk lebih mengelola dan mengendalikan emosi yang muncul. Jika dapat mengelola emosi dengan baik, maka hidup akan menjadi tenang dan nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. (Suciana Fitriyati)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun