Dari berbagai lomba yang diadakan SKK Migas tentang Industri hulu migas dan pengelolaan rantai suplai, kini adalah puncaknya yaitu SCM Summit 2015. Mau tahu bagaimana isi acaranya?
Acara tahunan Indonesia Supply Chain Management (SCM) Summit menyatukan komunitas Pengelolaan Rantai Suplai Oil & Gas seluruh Indonesia. Acara ini berfungsi sebagai forum Komunikasi para Profesional Pengelola Rantai Suplai hulu migas Indonesia, Pejabat Pemerintah dan Pemimpin Bisnis Indonesia untuk diskusi dan berbagi tentang isu-isu bisnis terkini dan tantangan dalam industri, serta regulasi, pendekatan inovatif dan perubahan paradigma pengelolaan rantai suplai.
SCM Summit 2015 akan berlangsung pada tanggal 14-16 April 2015 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, yang diselenggarakan oleh SKK Migas, Petronas dan BP dengan menyampaikan tema utama "Empowering National Capacity through Strategic Supply Chain Management in Upstream Oil & Gas Industry".
Acara yang diadakan selama tiga hari ini memiliki beberapa topik bahasan yang akan didiskusikan berbeda-beda tiap harinya. Topik-topik bahasan disusun secara terstruktur dan sangat kaya serta bersifat informatif dengan sub-tema berbeda di setiap harinya. Topik bahasan disajikan dalam bentuk diskusi panel yang melibatkan pihak pembuat kebijakan dan pengguna kebijakan serta dalam bentuk paparan/sharing knowledge dari pembicara internasional dan nasional juga praktisi bisnis terkemuka di bidang rantai pasokan. Para peserta juga akan diperkaya dengan informasi program-program dan aplikasi pemberdayaan kapasitas nasional yang dilakukan di hulu migas.
Untuk hari ini tanggal 15 April 2015, saya sempat mengikuti diskusi panel. Jadwal sedikit berubah, untuk local Content Strategy and Implementation at Brazil, dengan pembicara ibu Flavia raverio dari BP Brazil Local Content Lead menjadi pukul 15.00 sedangkan untuk pembicaraan Opportunities Demand Vs Supply Upstream Oil and Gas tetap pukul 14.00
Demand dan Suply Hulu Minyak dan Gas
Pada sesi ini moderator adalah Bapak Faisal dari COPI sedangkan pembicaranya adalah Bapak Satya W Yudha. Bapak Satya ini merupakan wakil ketua Komisi VII DPR. Beberapa hal yang mempengaruhi demand dan supply ada beberapa diantaranya adalah, Indonesia menjadi salah satu importir migas pada tahun 2003, industri migas yang menurun, eksplorasi kurang bergairah, harga minyak yang kurang menarik. Misalnya harga minyak yang kini mengalami penurunan cukup besar.
Ada beberapa aturan yang mengatur tentang migas. Yaitu perpu no 39 2014, peraturan menteri No 3 tahun 2014 dan yang terakhir adalah PTK 007 yang tahun 2015 direvisi menjadi PTK 007 revisi 03. Namun pemerintah belum memiliki undang-undang tentang migas. Pakar migas dapat memberikan saran untuk rancangan UU Migas.
Untuk meningkatkan TKDN ada beberapa strategi optimalisasi TKDN hulu migas yaitu proyek Chevron IDD, proyek banyu urip, proyek lapangan abadi Masela (Inpex), proyek tangguh train 3, proyek lapangan muara bakau dan proyek gentil oil, sehingga akan terjadi sinergi demand an supply
Dengan adanya demand yang tinggi maka harus diimbangi dengan Suply. Selain itu juga di imbangi dengan usaha peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yaitu pengembangan lima komoditas utama : EPCI, Pemboran, Kapal, Pipa, Turbomachinery. Selain itu, mengubah mindset dari global value menjadi value national change. Dengan adanya peningkatan TKDN dan optimalisasi TKDN maka diharapkan akan menimbulkan multiflier efek.Ke depannya diharapkan pemerintah dapat membuat iklim investasi migas yang baik, Mempromosikan gas terbarukan dan mempromosikan energi terbarukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H