Mohon tunggu...
Suciana Dwi Irawati
Suciana Dwi Irawati Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang IRT

pendidikan matematika , Online Shop , blogger, IRT @Sucianadwi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pilih Presiden yang Tanggap Bencana Kebakaran Hutan

15 Maret 2014   00:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pemilu 2014 kian dekat. Adakah visi misi calon presiden yang mengedepankan lingkungan hidup? Seorang presiden diharapkan mampu memimpin serta mencegah bahaya yang ditimbulkan oleh manusia terhadap lingkungan seperti kebakaran hutan yang disebabkan manusia.

Baru-baru ini mendengar kabar bahwa kabut asap di Riau yang disebabkan oleh kebakaran hutan sangat meresahkan masyarakat. Beberapa penerbangan dari dan menuju Riau terpaksa di di tunda ada pula yang dialihkan bahkan ada yang dibatalkan. Selain itu, dampak lain dari asap di Riau yaitu beberapa sekolah meliburkan siswanya. Asap dari kebakaran hutan ini sangat mengganggu pernafasan. Di khawatirkan jika keluar tanpa masker akan berakibat fatal terhadap pernafasan. Kesehatan Masyarakat Riau dan sekitarnya kini terancam oleh pekatnya kabut asap.

Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dianugarehi wilayah hutan cukup luas. Wilayah Riau ini banyak hutan, tetapi juga tak sepi dari pemberitaaan hutan kebakaran. Bahkan tahun lalu kebakaran hutan di Riau asapnya sampai di Singapura. Pemerintah di Singapura dikabarkan mengeluhkan kepada Indonesia karena terkena imbas dari kebakaran hutan.

Tahun ini juga tak kalah parah dengan tahun lalu, jarak pandang sangat terbatas, udara bercampur asap jugacukup mengganggu kesehatan. Akibat lain aktifitas sehari-hari cukup terganggu. Hasilnya kerugian berupa materiil cukup banyak. Bagaimana dengan langkah pemerintah? Sudahkah membuahkan hasil. Diharapkan pemerintah segera tanggap karena kebakaran hutan ini sudah bisa dikatakan sebagai bencana Nasional.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hutan terluas di dunia nomor sembilan.. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas daratan 1.904.569 kilometer persegi dan memiliki hutan seluas 884.950 kilomter persegi atau sekitar 46,46 persen dari luas wilayahnya.. Dengan adanya luas hutan di seluruh dunia hutan di Indonesia merupakan paru-paru dunia. Namun, ironisnya Indonesia merupakan negara peringkat ke tiga perusakan hutan. Kali ini, hutan di Sumatra yang terjadi kebakaran, bisa jadi besok hutan-hutan di pulau lain seperti pulau Kalimantan, Jawa, dll yang akan terbakar.

Kita tahu banyak fungsi hutan ada banyak. Salah satu fungsi hutan yaitu sebagai paru-paru dunia. Fungsi sebagai paru-paru dunia yaitu hutan yang berisi pohon-pohon yang mampu mengikat oksigen. Sedangkan oksigen sangat di butuhkan oleh pernapasan. Fungsi hutan sebagai paru-paru bahkan terancam karena kebakaran hutan yang merajalela. Hutan yang seharusnya jadi peru-paru dunia justru menjadi perusak paru-paru manusia karena terjadi kebakaran.

Fungsi lain hutan yaitu untuk melindungi cagar alam. Banyak keanekaragaman hayati yang perlu dilestarikan. Hutan merupakan tempat keanekaragaman hayati itu berada. Dengan pelestarian hutan maka keanekaragaman hayati Indonesia tetap terjaga. Tak hanya keaenakragaman hayati, melainkan juga keanekaragaman satwa. Satwa liar memiliki habitat di hutan. Jika hutan rusak maka keanekaragaman satwa Indonesia juga terancam kelestariannya.

Selain kedua fungsi diatas ada pula hutan yang menghasilkan bahan baku berbagai produk. Misalnya hutan sebagai bahan baku kayu, bahan baku kertas, dll.

Kebutuhan penduduk Indonesia kian meningkat. Mereka membutuhkan lahan untu pemukiman, maupun berkebun. Yang merka lakukan yaitu membuka lahan dengan membakar hutan. Padahal cara membuka lahan ada banyak, tetapi mereka melakukan tindakan membakar hutan yang berakibat fatal. Nah untuk mengurangi kerusakan-kerusakan hutan oelh tangan jahil manusia ada beberapa langkah.

Andai aku jadi presiden di 2014 semoga Riau tak akan berkabutkan asap seperti yang telah terjadi. Ada yang perlu di perhatikan dalam merencanakan agar Riau dan daerah lain tidak berkabutkan asap.

Penyebab hutan terbakar ada dua faktor karena faktor alami atau karena ulah manusia. Bisa karena sengaja di bakar untuk membuka lahan perkebunan bisa pula karena terbakar dengan sendirinya karena kemarau yang cukup panjang.

Namun perlu diketahuai bahwa Indonesia merupakan negara di Katulistiwa dan beberapa tahun terakhir terjadi perubahan musim, temasuk msuim penghujan atau kamarau dapat datang kapanpun, sehingga bisa dimungkin kebakaran hutan tanpa campur tangan manusia sulit di elakkan.

Beberapa langkah yang dilakukakan oleh Pemerintah agar hutan Indonesia tetap lestari:

1.Mempertegas hukuman bagi perseorangan maupun perusahaan yang berusaha membakar hutan sehingga menyebabkan kabut asap. Hukuman ini harus bisa mengakibatkan mereka jera.

2.Memberikan pengetahuan tentang masyarakat tentang pentingnya melestarikan hutan dan betapa bahayanya membakar hutan. Pemberian pengetahuan ini bisa dilakukan oleh kementrian kehutanan dengan memberikan himbauan-himbauan, bisa juga melalui kementrian lingkungan hidup, atau bisa melalui kementrian pendidikan dengan memasukkan kedalam materi kurikulum.

3.Memilih menteri yang benar-benar bekomitmen terhadap kelestarian hutan. Khususnya menteri-menteri yang mempunyai keterkaitan dengan hutan. Seperti menteri kehutanan, menteri lingkungan hidup, menteri perumahan, menteri pertanian.

4.Mengajak anak-anak Indonesia untuk cinta hutan.

5.Bekerjasama dengan negara-negara lain untuk mencegah kerusakan hutan

6.Menambah prodi kehutanan serta meningkatkan kualitas sekolah kehutanan.

Namun langkah-langkah itu pastinya ada kendala, sehingga masyarakat harus mendukung upaya pemerintah demi kelesatarian hutan. Untuk saat ini karena kebakaran di beberapa lokasi sudah terjadi maka yang bisa dilakukan yaitu:

1.Pemerintah membuat hujan buatan yang bisa memadamkan kebakaran. Yaitu dengan Penambahan pesawat yang menebarkan garam di udara. Bisa juga dengan langkah lain yaitu mencari inovasi baru agar mampu membuat hujan buatan lagi. Untuk itu diperlukan penelitan lebih lanjut.

2.Berdoa meminta hujan kepada Tuhan. Kadang inilah yang dilupakan oleh manusia. Kadang selalu mencela hujan, namun kenyataannya hujan sangat bermanfaat. Jika hujan tidak turun maka hanya dengan meminta kepada Tuhan lah hujan bisa turun. Manusia sudah berusaha dengan membuat hujan buatan namun kuasa Tuhan lebih besar. Semoga saja hujan deras turun di Riau dan sekitarnya untuk mengurangi kabut asap.

3.Mengungsi ketempat yang lebih aman, dan sebisa mungkin selalu menggunakan masker untuk mencegah penyakit paru-paru. Pastinya kita tidak mau kan generasi Indonesia saat ini dan beberapa tahun lagi mempunyai kesehatan yang buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun