“Huh dasar mahasiswa ambis”.
“Payah banget ngomong sama mahasiswa ambis”.
Pernahkah kamu mendengar kata-kata seperti itu?. Dalam menuntut ilmu yang dilakukan dari tingkatan terendah hingga tingkatan tertinggi dan dari umur yang masih kecil hingga tua nanti. Tingkatan mempelajari sesuatu yang tertinggi berada di tahapan menjadi seorang mahasiswa.
Dikutip dari website wikipedia, mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Kata 'ambis' sendiri merupakan sebutan kekinian untuk menjuluki mereka yang bersifat ambisius. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ambisius memiliki arti berkeinginan keras untuk mencapai sesuatu (harapan atau cita-cita).
Sedangkan mahasiswa ambis merupakan salah satu sebutan yang sering terdengar di kalangan mahasiswa.
Namun, tahukah kamu apa itu mahasiswa ambis? mahasiswa ambis merupakan suatu sebutan bagi mahasiswa yang cara atau gaya belajarnya lebih menonjol dari pada mahasiswa lainnya dan melakukan segala hal secara totalitas. Umumnya mahasiswa jenis ini sering dijumpai pada lorong-lorong kampus atau perpustakaan dengan membawa atau membaca buku. Wajar saja, karena mereka sangat gigih untuk mengumpulkan materi dan tidak ingin ketinggalan dengan teman lainnya. Contohnya, mahasiswa yang gigih berusaha untuk mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi dan mencetak prestasi lainnya.
Mereka yang bersifat ambisius sering kali mendapat stigma tidak baik dari orang di sekelilingnya. Sikapnya yang cenderung tidak disukai memunculkan beberapa pendapat mengenai sosok ambis tersebut.
Menurut seorang mahasiswa ESQ Business School Jakarta, Muhammad Hasan Abdul Aziz bahwa ia berkata, ambisius yakni salah satu sikap yang harus dimiliki tiap-tiap mahasiswa, karena dari sikap itu akan muncul sikap kompetitif, apalagi di masa pembelajaran daring ini setiap orang pasti ingin mendapatkan hasil yang terbaik dari perkuliahan yang dijalaninya (26/11/2020). Hal itu juga didukung oleh pendapat seorang mahasiswi Universitas Sumatra Utara jurusan Psikologi, Ulfa Ardilla yang mengatakan tidak ada salahnya bersikap ambis karena itu pilihan masing-masing setiap individu (26/11/2020). Kemudian hal tersebut disanggah oleh Arham Jiddan yang merupakan mahasiswa dari POLBANGTAN Medan, ia menuturkan bahwa mahasiswa ambis terlalu mengejar nilai IPK sehingga tidak mementingkan lingkungan sekitarnya (26/11/2020).
Setiap sesuatu hal pasti mempunyai dampak yang positif dan negatif. Menjadi seorang mahasiswa ambis pun juga memiliki dampak. Dampak positifnya yaitu lebih dikenal oleh dosen sebagai mahasiswa yang rajin, selangkah lebih maju dari mahasiswa lainnya, berpikir lebih kritis, memiliki prestasi yang baik, memiliki semangat dan etos kerja yang baik.
Sedangkan dampak negatif jika kita menjadi seorang mahasiswa yang memiliki sikap ambis yaitu cenderung bersikap egois, kurang disukai oleh beberapa kalangan mahasiswa, mudah stres jika melakukan kesalahan, terlalu berorientasi pada target dan masa depan, kurang menikmati masa perkuliahan, dapat mengubah karakter diri menjadi anti sosial, kurang bisa membaur dengan mahasiswa lainnya, bersikap perfeksionis dalam segala hal dan masih banyak lainnya.
Lalu bolehkah kita menjadi seorang mahasiswa yang memiliki sikap ambis ini?. Hal ini diperbolehkan namun perlu diingat, jangan sampai kita menjadi buta oleh ambisi itu sendiri hingga tenggelam didalamnya. Seperti Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno mengatakan, gantungkan cita-citamu setinggi langit!. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
