Zaman peradaban manusia telah memasuki babak baru seiring dengan munculnya era revolusi industry 4.0 yang sarat akan persaingan global. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat tersebut tentu membutuhkan kualitas individu yang mumpuni. Dalam organisasi individu yang berkualitas inilah yang nanti akan bersinergi dalam mencapai tujuan bersama dalam organisasi tersebut. Tak terkecuali dalam lembaga pendidikan, potensi setiap sumber daya manusia yang ada didalamnya harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal. Lembaga Pendidikan dan tenaga pendidik dan kependidikan merupakan dua elemen yang saling membutuhkan. Oleh karena itu setiap individu harus memiliki motivasi tinggi dalam menghadapi tantangan yang selalu ada dalam Lembaga Pendidikan. Motivasi bukanlah sebuah sifat pribadi namun lebih kepada dorongan seseorang untuk bekerja atau mencapai suatu tujuan. Motivasi MEMILIKI kaitan yang sangat erat dengan terpenuhinya kebutuhan setiap individu, dimana semakin terpenuhi kebutuhan seseorang dalam organisasi, maka semakin ia termotivasi seseorang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
Menilik kepada defenisinya,  motivasi yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin movere yang berarti to move (untuk bergerak) dapat didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya. Sebagaimana Woodworth dalam Aisyah (2018: 51) mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu yang melingkupi semua penggerak, motor, alasan-alasan atau dorongan dari dalam diri individu untuk mncapai suatu tujuan. Sehingga motivasi secara fundamental bersifat dinamis yang melukiskan ciri ciri tingkah laku manusia yang terarah kepada tujuan. Motivasi dimaknai sebagai dorongan yang didasari kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. sementara pemotivasian  merupakan upaya untuk mendorong seseorang dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seseorang akan termotivasi untuk berperilaku sedemikian rupa dikarenakan memiliki tujuan baik bersifat kebutuhan, keinginan ataupun harapan Motivasi sendiri akan tercipta bila ada kemauan, kemampuan dan kesempatan
Motivasi merupakan sebuah ilmu sekaligus seni yang menarik untuk dipelajari. Mudah dalam teori namun terasa rumit ketika dipraktekkan. Oleh karena itu setiap Pimpinan suatu organisasi dalam hal ini Lembaga pendidikan, sangatlah penting untuk mengetahui dan belajar tentang motivasi dan bagaiamana menumbuhkan motivasi baik untuk diri sendiri maupu  kepada semua yang dipimpinnya. Dengan mempelajari secara cermat bagaimana motivasi, mengetahui kebutuhan anggota dengan tepat hingga kemungkinan memberi reward (ganjaran) akan sangat membantu pimpinan dalam  memotivasi anggotanya. Dalam menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang dapat melalui dalam diri sendiri ataupun dari luar dirinya. Ini disebut dengan motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik merupakan pendorong perilaku yang bersumber dari dalam diri seseorang sebagai individu. Dimana individu tersebut melakukan sesuatu atas kesadaran dirinya sendiri tentang betapa pentingnya manfaat dan bermaknanya pekerjaan yang dia lakukan baik dari segi materi dalam pemenuhan kebutuhannya maupun untuk pemenuhan kebutuhan dalam mengaktualisasikan diri. Motivasi intrinsik merupakan kecenderungan alamiah untuk mencari dan menerima tantangan seperti mengejar keinginan pribadi dan mempertinggi atau melatih kapabilitas/kemampuan.
Motivasi intrinsik sangat penting karena motivasi yang paling utama sekali yang harus ditumbuhkan adalah harus dalam diri sendiri terlebih dahulu, karena tidak ada yang paling mengetahui tentang keinginan dan kebutuhan kita melainkan diri kita sendiri. Jika seseorang bekerja dengan penuh semangat hanya karena sesuatu yang bersifat sementara (gaji, atau segala sesuatu dalam bentuk benda) maka semangat akan cepat menurun apabila keinginannya telah tercapai. Akan tetapi, jika seseorang bekerja dengan berdasarkan motivasi intrinsik akan menghasilkan kinerja yang tinggi dan tiada henti dalam memberikan yang terbaik bagi organisasinya, meskipun kebutuhan materi telah terpenuhi. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu mempunyai kesadaran untuk berbuat, sehingga individu seperti tersebut jarang menggerutu dan baginya berbuat sesuatu adalah kewajiban.
Motivasi Ekstrinsik ialah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskan seseorang melaksanakan perilaku secara maksimal karena adanya pujian, aturan, hukuman, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri individu itu sendiri. Hal ini biasanya dikaitkan dengan kompensasi baik berupa kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi organisasi, dan lain-lain. Pada dasarnya motivasi ekstrinsik ini berdasarkan pada hadiah dan hukuman.
Seorang pimpinan memegang peranan dalam memberikan motivasi ekstrinsik bagi setiap yang dipimpinnya. Setiap pimpinan harus menyadari bahwa motivasi sangatlah  penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap anggota mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Pemimpin harus senantiasa memberikan motivasi terhadap bawahannya karena adanya dimensi pembagian pekerjaan yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, sebab jika tidak bawahan yang sebenarnya mampu akan tetapi malas mengerjakannya.
Menurut Djaali (2009 :113) ketika motivasi diterapkan dalam bekerja di sekolah akan terlihat seseorang yang motivasi kerjanya tinggi ditandai dengan: a. Menyukai tugas kantor yang menuntut tanggung jawab pribadi; b. Mencari situasi yang dapat memberikan umpan balik dengan segera baik dari pimpinan maupun teman sejawat; c. Senang bekerja sendiri, sehingga kemampuan dapat dikedepankan; d. Senang bersaing mengungguli prestasi orang lain; e. Memiliki kemampuan menangguhkan pemuasan keinginan demi pekerjaan; f. tergugah tidak hanya sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan semata.
Motivasi kerja guru merupakan kondisi yang membuat guru memiliki kemauan atau kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas dan tanggung jawab. Motivasi kerja guru akan memberikan energi untuk bekerja dan mengerahkan segenap aktivitasnya selama bekerja, dan menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dan mencapai tujuan pribadinya
     Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam organisasi pendidikan memegang peranan dan kendali yang sangat besar. Menurut mulyasa ada 7 peranan kepala sekolah yaitu, sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator. Sebagai motivator adalah salah satu peranan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai peranan dalam menumbuhkan motivasi bagi bawahannya agar organisasi/sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan secara efektif. Dalam menumbuhkan motivasi kepala sekolah dapat melakukannya melalui berbagai kegiatan yang rutin dilaksanakan dilingkungan sekolahnya diantaranya:
- Pengaturan lingkungan kerja (fisik)
Kepala sekolah sebagai pimpinan harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman sehingga dapat merangsang semangat guru untuk bekerja lebih baik dan penuh tanggung jawab melalui pengaturan sarana dan prasarana (baik ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dll) yang menjadi lingkungan fisik guru bekerja.
- Pengaturan suasana kerja