Mohon tunggu...
Udin Suchaini
Udin Suchaini Mohon Tunggu... Penulis - #BelajarDariDesa

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saatnya Penyelenggaraan Pelabuhan Berubah

6 Juli 2018   12:49 Diperbarui: 6 Juli 2018   13:00 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
industri.bisnis.com

Perubahan Budaya
Tekat perbaikan sebaiknya dilaksanakan menyeluruh, mulai dari struktur organisasi, asset, hingga perangkat organisasi lainnya (Bartlett et al. 2008). Perubahan di lapisan terbawah, tingkat pelaksana saja kurang. Jika hanya ditunjukkan oleh pernyataan Pemerintah Daerah yang merasa bertanggung jawab secara moral, termasuk penetapan Kepala Dinas Perhubungan menjadi tersangka saja tidak cukup. Semua itu penting, tapi tidak efektif jika tidak disertai fisiologi dan mentalitas.

Perubahan fisiologis menyangkut bagaimana struktur organisasi berjalan sebagaimana mestinya. Ketergantungan kinerja dijalankan, bagaimana peraturan ditegakkan. Dewasa ini perjalanan kapal dari pelabuhan sesuai jadwal, boleh dikatakan lancar dan tepat waktu. Namun, perjalanan yang dilakukan salah. Manifestasi penumpang tidak ada, jumlah penumpang melebihi kuota yang ditetapkan, dan masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan (kurangnya pelampung, sekoci, dll).

Termasuk mendesak adalah perubahan mentalitas, budaya organisasi, perubahan pada dataran psikologis organisasi pelabuhan di Indonesia. Perubahan ini menyangkut nilai-nilai dan norma-norma perilaku pada setiap individu, mulai dari puncak organisasi hingga pelaksana lapangan, penjual karcis, kapten kapal, hingga perilaku penumpangnya sendiri.

Perubahan budaya haruslah dimulai dari puncak, karena perilakunya lah yang menjadi teladan. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang boleh tidak dilakukan dipelajari anak buah dari atasan. Atasan harus menelurkan nilai dan budaya dalam organisasi. Jika berbagai kasus, tataran eksekutif yang mencari untung masih berseliweran, maka pantas pelaksana lapangan meniru dengan mencari keuntungan dengan cara mereka sendiri, meski mengabaikan keselamatan penumpang. Lantas, perubahan apa yang diharapkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun