Kesatuan serdadu yang siap untuk bertempurkah?
Sepertinya tidak juga!
Lalu?
Bisa saja lantaran kecewa
Atau terlalu sulit untuk menerima fakta realita
Bahwa kekalahan itu adalah hal biasa
Di setiap permainan, di segala permainan
Camkan itu!
Jikalau sang lawan memang lebih piawai
Mengapa harus dipungkiri?
Dan, menjadikan diri berlumurkan sakit hati?
Berhentilah bernyanyi dalam untaian nada sumbang
Karena itu takkan menghibur
Karena itu takkan mampu menyejukkan
Kusutnya hati yang sedang gelisah merobek marwah
Adakah selain cacian, umpatan dan kambing hitam
Di setiap narasi yang kau tawarkan?
Nyanyian retorikamu yang sarat dengan kebencian
Adalah akibat jalan pikiranmu mengalami penyumbatan
Yang belum sampai pada pemahaman
Tentang makna sesungguhnya sebuah permainan
Yang pasti akan berujung pada kemenangan atau kekalahan
Berlapang dadalah, buat apa memercikkan masalah
Serahkanlah kepada sejarah
Dan, biarkanlah sejarah yang akan menjawabnya ...
*****
Kota Malang, Oktober di hari ketiga, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
 Â