Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Politik sebagai Panglima

26 Agustus 2024   15:52 Diperbarui: 27 Agustus 2024   23:26 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Silakan saja bila itu digeluti dan terus menerus ditindaklanjuti
Silakan saja, dan sah-sah saja dalam menjawab tantangan kehidupan sepanjang zaman
Namun, apa yang telah diraih dan diperoleh?
Sudahkah tatanan segala aspek kehidupan yang terlingkup di dalamnya
Memancarkan sebuah harmoni kehidupan ideal surgawi?
Sudahkah, membangun tatanan kehidupan beralaskan pondasi politik itu mengarah pada tujuannya?
Sudahkah?

Bila tak sampai, sudah berapa lama bahtera negeri ini mengarungi samudra?
Melewati usia satu-dua generasikah?
Lantas, sampai kapankah terus begini kami bertanya dan bernyanyi
Dalam buaian senandung harap sabar menanti pelipur lara?
Sampai kapankah?

Ada yang salah!
Celetuk sang pengagung jubah laksana sang aulia
Dengan narasi ilusi magis bahwa tanpa ini kita akan jadi buta
Yang berhadapan dengan sang pengagung jubah laksana sang cendekia
Dalam narasi ilusi magis pula bahwa tanpa itu kita akan jadi lumpuh

Ach, keduanya masih dalam cengkeraman dan biusan
Oleh politik adalah panglima dalam menjawab tantangan kehidupan
Hingga saat ini, di zaman ini

Bagaimana seharusnya?
Tanya sang awam kebanyakan
Kembalikan kepada ajaran Tuhan yang penuh dengan keseimbangan dan universal
Bila kita hendak mencapai tujuan hidup dalam tatanan surgawi
Jawab salah seorang di antara para sang awam kebanyakan, dengan lugasnya

Sesederhanakah itukah jawabnya?
Kembali, sang awam kebanyakan bertanya

Kenalilah dirimu dengan seksama, maka engkau akan mengenal Tuhanmu
Dengan ajaran-Nya yang tak secuilpun ada yang timpang
Dalam menatap kehidupan menuju tatanan surgawi
Sudahkah itu dijalani?

*****

Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh enam, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun