Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Apa Kita Merdeka?

25 Agustus 2024   19:48 Diperbarui: 25 Agustus 2024   22:28 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Kemerdekaan itu laksana pelita yang menyinari dunia dari kegelapan
Kemerdekaan itu laksana pintu gerbang menuju tatanan kehidupan surgawi
Yang di dalamnya terpancar hidup saling kasih sayang, saling memakmurkan
Di segala aspek kehidupan, begitulah konon katanya ...

Dan, kemerdekaan itu telah kita raih
Terajut dengan segala romantika perjalanannya
Hingga pada notasi usia tujuh puluh sembilan tahun, saat ini

Lantas, apa yang terpancar sejak kata merdeka digaung-gemakan ke sepenjuru dunia?
Mewujud nyatakah tentang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah?
Tentang memajukan kesejahteraan umum?
Tentang mencerdaskan kehidupan bangsa?
Tentang perdamaian dunia abadi yang seharusnya kita pelopori?
Dimanakah semua itu bisa kita temui dalam wujud nyata, bukan ilusi?

Sang petani merintih, menjerit lantaran tak kuasa harus berbuat apa
Ketika kedaulatan pangan terkoyak-koyak oleh sang penguasa modal
Sang kebanyakan pun harus jungkir balik untuk mendapatkannya
Lantaran selalu terbang tinggi dan tak pernah mendarat menghampiri barang sejenak

Sampailah pada angan-angan tentang demi sebesar-besar kemakmuran bagi semua
Yang terasa enggan mengunjung tiba, selalu dan selalu dalam penantian tiada ujung
Hanya bagi sebagian sajakah, segelintir sajakah kemakmuran itu dinikmati?

Saling berbaku hantamlah justru saat ini yang terjadi
Berjibaku demi berburu kekuasaan yang harus tergenggam di tangan
Memperdagangkan sang kebanyakan dalam drama, sendratari dan opera yang beriringkan orkestra
Berirama syahdu, berpartitur mengolah nada-nada politis mendayu-dayu
Memebenamkan cita suci untuk apa kita menyatakan diri sebagai bangsa merdeka ....

*****

Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh lima, Dua Ribu Dua Puluh Empat.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun