Bukan berintuisi kutorehkan sejarah ...
Sebagai pengemban amanah Tuhan
Pelanjut kalam kebajikan dan kebenaran universal
Adalah sebuah keharusan
Rendah hati berlapang dada
Menembus aral kendala merintang
Di situasi dan kondisi apapun, sadar sesadar-sadarnya
Berhadapan dengan segala tantangan
Serta risiko yang bakal dituai
Adalah konsekuensi logis yang sudah semustinya
Ditempuh dan dijalani
Menyerukan peringatan-kabar gembira
Bukanlah nista pidana
Apalagi demi pengejawantahan makna kedaulatan Tuhan
Di bumi yang kian menggejala
Menuju porak poranda, sarat kecarutmarutan
Keserakahan manusia lantaran hasutan iblis
Menyusup di relung hati manusia
Atas-bawah, kiri-kanan, depan-belakang, segala arah
Dalam ruang dan waktu
Jalannya sejarah manusia kian terasa
Sebagai isyarat menuju kehancurannya ...
Masih bisakah mendengar?
Masih bisakah melihat dan menyaksikan?
Segala perilaku saling gilas menindas antar sesama
Memperkosa alam semesta
Seharusnya dijaga, dipelihara keseimbangannya
Ataukah memang buta tuli mata telinga?
Jikalau memang sebagai pilihan
Lakukan ketimpangan di segala sendi hidup dan kehidupan
Menjadi penentang, penyeleweng ajaran Tuhan
Maka bersiaplah mengahadapi pengadilan Tuhan di depan mata
Tak seorangpun kuasa menjadi pembela atas sanksi putusan-Nya
Dan, aku takkan pernah sedetikpun berhenti bersuara
Sebagai pelanjut penerus kalam kebajikan dan kebenaran
Dari Sang Pencipta Maha Segala