Kutoreh pada buku harianku, april di hari ketiga puluh, dua ribu dua puluh empat
Lalu, kutancapkan pada ruang ingatanku
Ya, ternyata hanya sampai di sini akhir perjalanan hidupmu
Memasuki usia enam puluh enam tahun persis
Selangkah lagi, engkau bakal menghadapi pengadilan Tuhan
Sebab, kematian bukanlah tidur panjang sebagaimana anggapan umumnya manusia
Kematian adalah pintu masuk menuju pengadilan Tuhan
Pengadilan yang tak butuh penuntut umum, saksi, apalagi pengacara
Dan, Tuhanlah Hakim Yang Maha Agung, Pemutus Yang Maha Adil
Karena setiap putusan-Nya takkan pernah timpang secuilpun
Saudara, kawan, dan guruku ...
Selamat jalan, semoga engkau husnul khatimah ....
*****
Kota Malang, Mei di hari kedua puluh tujuh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H