Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Renjana di Ujung Tanduk

7 Maret 2024   02:53 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:48 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambisi yang menggebu
Laksana genta bertalu-talu
Melaju langkah seribu
Hingga merobek menyayat kalbu
Namun jalan buntu masih membelenggu

Jera tak jua menyapa
Lantaran kepalang basah terlanjur sudah
Apa hendak dikata
Surut langkah pun jadi susah

Mulailah bertingkah polah
Menunjuk sana sini
Mengumpat dan mencaci
Kompensasi dari harga diri
Yang tak lagi dihargai
Terkunci mati

Ulah sendiri, mengapa tak disadari
Bila yang dihadapi lebih mumpuni
Segalanya dimiliki untuk bisa menjadi
Pada posisi memuncak tinggi?

Sementara, hanya bekal ambisi tanpa strategi
Hanya akan menuai sakit hati
Berbias menuduh sana sini
Dengan narasi-narasi basi yang bikin geli

Curang!
Matinya demokrasi!
Hak asasi dikebiri!
Bla bla bla bla ...

Renjana di ujung tanduk, usahlah disesali
Bila hanya akan menambah luka
Bagai sembilu menyayat diri ...

*****

Kota Malang, Maret di hari ketujuh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun