Mungkin saja kita masih terngiang
Pada satu ungkapan, bahwa sesungguhnya kita hanyalah debu
Meski telah tua, reyot, renta nan kelabu
Dan, coba tengoklah ke belakang, ke masa silam
Yang tak seorangpun kuasa untuk menghapuskannya
Meski telah memulai dengan lembaran baru
Guratan masa lalu itu tak terhapus begitu saja
Walau telah dicoba dan dicoba
Menuruti apa yang hendak dimau
Namun, percikan kecil itu mematik
Hingga harus berlapang dada, selapang-lapangnya
Ya, tersinggung dan terusikkah mereka?
Entahlah, karena setiap pilihan yang diambil
Betapa senantiasa mengandung risiko  ...
Begitukah?
Sampaikanlah dan selesaikanlah, segala sesuatunya
Dengan cara yang seindah-indahnya
Seperti itukah yang dimau?
Selagi mentari tak pernah lelah menyinari bumi
Jalani saja, semua pasti ada akhirnya ...
*****
Kota Malang, Maret di hari pertama, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI