Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wedang Kopi dan Nyanyian Konservasi Ingkar Janji

29 Februari 2024   14:21 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: dokpri

Lestari dan lestarikanlah alam semesta dengan segala isinya
Lantaran memang itulah fasilitas maupun ruang  yang disediakan Tuhan
Sang Pencipta Segala bagi manusia demi keseimbangan
Keselarasan, keharmonisan, keadilan dan seterusnya dan seterusnya ...

Karena sesungguhnya kita adalah pengemban amanah
Menjaga, memlihara lalu mendayagunakannya bagi kebutuhan kita bersama
Tanpa harus mencedarai prinsip-prinsip keseimbangan

Tak ubahnya pula terhadap wedang kopi yang kita seruput saban hari
Salah satu dari sekian yang ada tersedia dari alam semesta
Biji dari tanaman berproses berujung menjadi sajian
Dalam seduhan seruputan cangkir gelas poci
Yang didapati setiap saat kita maui

Lantas, kenyataan apa yang kita temui ?
Konservasi hanyalah layanan ucap kata
Konservasi hanyalah layanan kata yang tertera di setiap sudut media massa
Konservasi hanyalah sekedar pesan moral etika yang tak pernah mewujud
Ke dalam tindak nyata berbangunan fakta

Konservasi masih laksana gubahan nyanyian
Yang dilantunkan oleh boneka-boneka bersuara merdu nan syahdu
Dalam kungkungan sekenario dari segelinitir pemilik dan penguasa kapital
Dengan kerakusan keserakahannya menjungkirbalikkan manusia kebanyakan

Nyanyian konservasi tak pernah mengubah kondisi bumi
Dari ketimpangan pencederaan atas sebuah keseimbangan rancangan Tuhan
Tak terkecuali bagi nasib hajat hidup sang petani kopi
Dengan wedang kopinya yang kita seruput di segala situasi
Sang petani kopi hanya bisa bersenandung lirih dalam ratapannya

Sang juragan bandar begitu lihainya menggaunggemakan
Nyanyian janji manis konsesrvasi
Yang lebih cenderung diingkari ketimbang ditepati ...

*****

Kota Malang, Februari di hari kedua puluh sembilan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun