Sajian lelaku sadar
Perangai, watak dan moral pun tergerus
Seiring dengan putaran guliran waktu
Apakah karena kehadiran sang tirani
Kangkangi bahtera kehidupan yang baru bersemi?
Terombanglah seluruh anak negeri
Yang baru saja lepas dari kungkungan sang penindas
Melepas tawa ceria sejenak dalam buaian angan dan cita
Menggapai taman surgawi
Perlahan, sejalan dengan waktu yang membisu
Lantaran terlungkup palsu
Haru biru yang tak terelakkan
Meledaklah hingga saat ini
Di atas seonggok budi pekerti yang mati suri
Bilakah kembali kita bangkit lagi
Memberi arti kepada seantero anak negeri
Agar tersenyum, tertawa ceria kembali?
Kembalilah ... kembalilah ... wahai budi pekerti!
Kunanti engkau di pangkuan ibu pertiwi
Karena kami sudah tak tahan lagi ...
*****
Kota Malang, Februari di hari kedua puluh lima, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H