Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Isyarat dan Peringatan dari Tuhan (Bagian 1)

14 Februari 2024   07:18 Diperbarui: 14 Februari 2024   08:25 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Ini berarti, sebagian kekayaan negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir manusia dari para pengusaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri, serta para pejabat atau penguasa yang bersekongkol dengan mereka.

Pemerintah yang seharusnya mengemban amanat UUD 1945 dalam menghapuskan pelbagai bentuk penjajahan di muka bumi, justru memberi ruang yang sangat leluasa bagi VOC-VOC modern untuk menguras kekayaan alam dan mengeksploitasi masyarakat lemah demi memperkaya diri mereka sendiri.

Apa bedanya pemerintah kita dengan Belanda pada masa penjajahan?

Sama-sama bersekongkol dengan kapitalis-kapitalis besar, dan yang lebih memprihatinkan lagi bahwa penguasa di negeri ini justru menjajah rakyat dan bangsanya sendiri.        

Wahai para pengusaha, penguasa, dan masyarakat yang telah melakukan perusakan terhadap sistem keseimbangan ciptaan Tuhan! Bertaubatlah, selagi masih ada kesempatan! Hentikanlah berbagai bentuk keserakahan, mari bersama-sama membangun dan memperbaiki pelbagai sistem keseimbangan! Baik keseimbangan diri, keseimbangan sosial ekonomi maupun keseimbangan alam, sebelum datangnya pelbagai bencana yang merngerikan, sebelum menghadapi pengadilan Tuhan dan sebelum mendapat azab yang kekal di akhirat.

Dan, perlu diketahui bahwa proses eksploitasi sumber daya alam secara masif hampir terjadi di sepenjuru wilayah bumi. Masing-masing negara maupun kapitalis-kapitalis raksasa berlomba-lomba untuk memperkaya diri. Alhasil, kerusakan pelbagai sistem keseimbangan di bumi kian parah, dan ini akan menghantar pada terjadinya pelbagai gelombang bencana yang sangat dahsyat, kehancuran global yang sangat mengerikan. 

Nah, seperti apakah gambaran kengerian-kengerian yang mencekam, yang akan menimpa dunia dan bangsa ini ke depan ..? (Bersambung)

*****

Kota Malang, Februari di hari keempat belas, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun