Izinkan aku untuk menulis lagi, aku sudah berjanji untuk mengejawantahkan seseorang yang istimewa, seseorang yang aku sayangi dalam bentuk tulisan. Berharap ketika membuka tulisan ini nantinya, senyum simpul ada di wajahku dan di wajahmu. Sekedar untuk mengingat kembali.
Pertama, aku sampaikan terima kasih. Terima kasih telah membawa kembali perasaan-perasaan ini, menghidupkannya. Menjadi pelengkap puzzle akhirnya. Bisakah kita terus selamanya? Aku harap, iya.
Pertemuan kala itu, pertama kalinya aku merasakan lagi, setelah sebelumnya bodoh dan sekian lama sudah mati, sudah tak terasa. Dag dig dug semakin kencang, berdiri di sampingmu membuatku bertanya-tanya, yang kala itu kamu memegang tanganku, kamu dan aku sama-sama tidak ingin kehilangan di keramaian. Apakah aku kembali benar-benar jatuh cinta? Ataukah hanya perasaanku saja yang terlalu hiperbola?
Aku ingin kepastian lagi, aku sedikit trauma untuk membuka kembali lembaran baru.Â
Untuk memastikan kembali, aku putuskan untuk mencuri pandanganmu. Apakah aku benar-benar jatuh cinta? Iya, aku jatuh cinta kembali. Mulai mengkhawatirkan keadaanmu, memastikan kamu hanya tidak ada apa-apa, menanyakan kabarmu setiap hari, menyukai semua cerita-ceritamu, dan menyenangkan ketika kita saling beradu pandang.Â
Aku punya banyak mimpi, dan rencana, bisakah mimpi-mimpi itu menjadi mimpi kita, dan rencana-rencana itu menjadi rencana kita? Tentu di dalamnya juga terdapat mimpimu dan rencanamu.
Aku ingin mengusahakan semua itu, untuk juga menjadi jawabanmu nantinya. Seperti halnya bunga yang siap bermekaran, mari kita terus rawat dan pupuk perasaan ini hingga nanti benar-benar mekar di waktu yang tepat. Membicarakan apa saja di depan teras.Â
Sungguh melenakan, dan tak terbayangkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H