Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Kaliantan di Lombok Selatan yang Eksotis: Recomended for Travelling

30 Desember 2011   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:34 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kamis, 29 Desember 2011 menjadi moment penting untuk mengisi liburan di akhir semester ganjil ini. Saya dan rekan-rekan guru dari SMAN 1 Keruak dan SMAN 1 Jerowaru (mereka ini adalah teman guru yang hebat-hebat dari wilayah selatan Lombok NTB). Hitung-hitung saya Reuni dengan teman ngajar di tempat ngajar yang lama di SMAN 1 Keruak. Ada Bapak Muharman, S.Pd seorang prototipe guru profesional di pelajaran Bahasa Indonesia, ada bpk Sahman, S.Pd seorang Guru BP/BK yang sukses, ada bpk Supardi sang guru matematika yang murah senyum, ada pak Marundah sang guru yang hobi mancing, dan menjadi tuan rumah dan banyak membantu acara kami di Pantai Cemara, ada ibu Ihan dan suaminya bpk Juaeni yang sukses dengan Avanza hitamnya, dan tak lupa bpk Aenudin bersama isteri, sang guru yang banyak menghabiskan waktunya demi kemajuan sekolahnya, sampai-sampai lupa ngurus PAK dan NUPTKnya sendiri.

Rombongan kami meluncur ke TKP yakni ke Pantai Cemara tepat pukul 11.00 wita. Berangkat memang agak siang karena harus menyiapkan segala tetek bengek konsumsi, harus nyembelih 4 ekor ayam dulu, harus membedah ikan-ikan sampai bersih, harus merebus kangkung, sampai sekecil-kecilnya seperti penusuk ikan dan bahan-bahan untuk bikin sambal terasi, dlsb.Perjalanan 30 menit cukup melelahkan karena medannya berkelok-kelok. Tapi untunglah jalannya sudah di-hotmix sehingga Feroza yang saya tumpangi, Xenia dan Avanza yang membawa rombongan keluarga bahagia ini dengan mulus sampai tujuan.

Tibalah kami di Pantai Cemara. Kami disambut oleh pohon-pohon cemara yang melambai-lambai diterpa angin laut yang sangat kencang. Biasa lah di bulan Desember memang angin Timur dari Australia mulai menakut-nakuti para nelayan agar tidak turun ke laut.

Kami yang laki-laki mulai mengumpulkan ranting-ranting cemara dan tempurung kelapa yang sudah kering. Maklumlah ikan-ikan mentah dan ayam yang kami bawa siap dipanggang di atas api yang membara. Tapi sayang angin begitu kencang sehingga api sering padam. Beruntunglah pak Muharman segera mengambil alih pemanggangan sehingga semua acara pemanggangan berjalan lancar. Dan akhirnya acara penutupan adalah santap siang dengan ikan bakar guruh, ditambah ayam panggang dengan pecel lontong. Tidak kalah nikmatnya dengan menu kulinernya Farah Quinn di TransTV. Semoga saja Farah Quinn membaca reportase acara kuliner ini dan mau jalan-jalan ke sini.

Setelah semua anggota rombongan merasa kenyang termasuk anak-anak yang banyak menghiasi acara ini, kami bergerak menuju Pantai Kaliantan (pantai yang menjadi pusat ritual bau Nyale di bulan Pebruari dan Maret). Kami wudhu dan sholat di sekitar Danau Air Tawar Bedah Embung, dan selanjutnya mencari tempat bernaung di sekitar pantai. Pantai ini tampak berwarna biru kehijauan membuat mata yang memandangnya ingin mandi saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun