Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bernostalgia Bersama Film "Janur Kuning": Refleksi Buat Para Koruptor

1 Maret 2012   15:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:40 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13306153501893163466

Bernostalgia dengan Janur Kuning Tiba-tiba malam kemarin (malam menjelang tanggal 1 Maret 2012) saya teringat Film Janur Kuning yang pernah saya download dari internet secara gratis. Maklumlah mencari CD asli pasti susah dapatnya, karena film ini sudah cukup lama diproduksi, mungkin sekitar tahun 80-an. Saya ajak anak lelaki saya nonton di depan Laptop di ruang keluarga, dengan harapan, anak saya bisa merasakan apa yang pernah saya rasakan kala kecil dulu ketika nonton film ini. Ya, tentu saja semangat heroik akan muncul begitu saja.Ini bisa menjadi cara pembelajaran langsung bagaimana kita menanamkan semangat kepahlawanan dan nasionalisme kepada anak, daripada harus berceramah berjam-jam menjelaskan makna kemerdekaan, yang belum tentu difahami oleh nalar anak. Teringatlah saya pada pelajaran sejarah yang pernah saya pelajari sedari SD hingga SMA dulu. Pelajaran ini termasuk pelajaran favorit saya. Walaupun sekarang saya menjadi guru Fisika. Saya begitu bersemangat mempelajari sejarah, mungkin kala itu, guru sejarah saya cukup enak cara mengajarnya sehingga saya pun turut senang belajar jika beliau masuk kelas. Ya, saya teringat bahwa tanggal 1 Maret tepatnya 1 Maret 1949 telah terjadi Serangan Umum di Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Belanda. Waktu kecil dulu memang saya tidak begitu faham maksud pelajaran sejarah itu, walaupun saya begitu asyik dan khusuk mendengar cerita-cerita peperangan dari pak guru. Memori saya jadi terbayang di kala SD dulu, ketika dulu saya menonton film Janur Kuning di televisi yakni stasiun TVRI (orang tua di kampung saya membacanya: TURI, he he). Saat itu di kampung saya hanya ada satu orang kaya yang punya TV. Jadi sebelum saya berderet dan berdesak-desakan dengan balutan kain sarung di dalam rumah sang pemilik TV ini bersama kawan-kawan kecil saya, yang sekarang semuanya harus mengais rezeki di Malaysia demi mencari penghidupan yang layak, saya harus menyerahkan uang sebagai karcis masuk sebesar Rp. 5,- (lima rupiah). Waktu itu sekitar tahun 1982, tepatnya ketika saya baru duduk di  kelas 1 SD di sebuah SD terpencil di Pulau Lombok (SDN Sukarema, Desa Kalijaga, Kec. Aikmel, Kab. Lombok Timur, NTB). Sehabis nonton Film Janur Kuning ini, tentu saja rasa nasionalisme dan heroik saya muncul dengan sendirinya. Saya dan teman-teman jadi dendam sama penjajah Belanda yang begitu jahatnya menyerang Indonesia kembali, padahal kita sudah merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Ternyata Belanda tidak mengakui kemerdekaan negara kita. Belanda pun menghianati janjinya dengan melakukan Agresi Belanda II tanggal 19 Desember 1948, dan klimak kemarahan rakyat itu terjadi pada peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 seperti dijelaskan di atas. Nostalgia masa kecil saya berlanjut. Waktu itu saya dan kawan-kawan SD hampir tiap minggu mengadakan Latihan perang-perangan. Apalagi kala itu sehabis panen padi dan hujan turun dengan derasnya. Maka Perang sengit ala Serangan Umum 1 Maret menjadi semakin seru. Bedil bambu dan peluru-peluru buah serta berbagai alat perang Tradisional pun menjadi andalan. Perang antar kampung di kalangan kami anak-anak sekolah kerap terjadi. Lagu kebangsaan "Merdeka", "Bandung Lautan Api", "Indonesia Raya", terus dinyanyikan dalam sikap berbaris bak prajurit di bawah pimpinan Jenderal Sudirman dan Letkol Soeharto kala itu. Refleksi Terlepas pro kontra seputar ide Serangan Umum 1 Maret 1949 itu. Ada yang mengatakan, itu atas inisiatif Letkol Soeharto (seperti yang digambarkan dalam Film), ada juga yang mengatakan, itu ide dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, menonton film ini bisa dijadikan refleksi untuk kita semua. Bahwa kemerdekaan dan kebebasan kita saat ini sangatlah mahal harganya. Berapa ribu pahlawan yang telah gugur di medan perang, berapa tangis, berapa darah yang sudah menetes demi tegaknya kemerdekaan itu. Namun sekarang, kalau kita lihat dan dengar berita tindak-tanduk para pejabat negara, yang notabene mengurus rakyat ini, seakan hati kita sangat tersakiti. Seandainya para pahlawan yang gugur itu bisa kembali, betapa sedih dan marahnya mereka kepada kita. Kemerdekaan ini harus ditebus dengan nyawa mereka. Maka, kepada para pejabat negara, para koruptor, yuk kita nonton lagi film janur kuning ini. Supaya hati kita tetap mengingat harga mahal kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini. Rujukan: http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_Umum_1_Maret_1949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun