Mohon tunggu...
Subki RAZ
Subki RAZ Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Blogger yang sehari-hari ngajar anak bangsa menjadi anak yang cinta fisika dan teknologi . Teknologi yang membawa manfaat bukan mudarat. Cerita sekolahnya mirip Laskar Pelangi. Sekolah dari NOL hingga melek internet. Senang menyimak berita Politik, pendidikan, dan teknologi. \r\n\r\nblog: www.subkioke.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Katanya sih, "Fisika itu Sulit"

3 Juni 2012   01:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 5409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13386871931001487082

[caption id="attachment_192370" align="aligncenter" width="621" caption="Fisika itu tidak sulit kok"][/caption] Hingga hari ini kalau kita tanya ke siswa SMA, "pelajaran apa yang paling sulit dan tidak anda sukai?" Pasti mereka akan menjawab, "pelajaran matematika, fisika, dan kimia". Tetapi Pelajaran Fisika sudah pasti menjadi monster yang menakutkan mereka. Bahkan saya sendiri pernah mengalami rasa phobia juga terhadap pelajaran ini. Walaupun akhirnya saya mulai menemukan daya tarik dan menikmati keasyikan belajar fisika di bangku kuliah, yang akhirnya menjadikan saya mengajar pelajaran ini sebagai profesi utama. Ya, sebagai guru Fisika. Selama 11 tahun pengalaman mengajar fisika, saya menemukan banyak tantangan dan hambatan selama mentransfer ilmu ini kepada siswa saya. Seperti lazimnya seorang guru, tentu saja semua perangkat pembelajaran harus sudah siap sebelum masuk ke kelas. Mulai dari persiapan, pelaksanaan pembelajaran, hingga melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil belajar siswa. Tantangan berat yang sering saya hadapi adalah pada proses pembelajarannya. Menghadapi siswa di sekolah pinggiran dengan berbagai macam karakter membuat tantangan itu semakin berat. Setiap pertemuan selalu saya awali dengan pemberian motivasi dan apersepsi. Kadang-kadang pemberian motivasi ini menghabiskan waktu 15 sampai 30 menit. Maklumlah, saya harus bisa menghapus image pada kepala siswa yang sudah terlanjur terformat mengatakan "fisika itu sulit". Usaha ini tidaklah mudah. Karena diperparah dengan latar belakang pemahaman matematika yang juga rendah. Mereka mau dan bersemangat belajar fisika saja sudah sangat bagus. Mengapa pelajaran fisika menjadi sulit? Berikut ini beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:

  1. Sarana belajar seperti buku teks fisika tidak memadai. Buku-buku pelajaran fisika yang bagus masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah. Beruntunglah sekolah-sekolah di perkotaan yang memiliki perpustakaan lengkap. Tetapi, semoga dengan adanya Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang disediakan Kemdiknas bisa mengatasi masalah ini.
  2. Gaya guru fisika dalam mengajar. Gaya mengajar guru disinyalir juga banyak memberikan pengaruh terhadap kecintaan siswa kepada pelajaran fisika. Banyak siswa tidak menyukai fisika hanya gara-gara guru fisikanya dianggap tidak bisa mengajar. Ada guru fisika yang ketika masuk kelas langsung menyodorkan segudang rumus-rumus rumit yang tentu saja menjejali kepala siswa, padahal konsep materi belum disampaikan dengan tepat. Atau guru fisika masih pelit memberi motivasi akan penting dan bermanfaatnya mempelajari fisika. Ini tantangan berat buat guru-guru fisika, bagaimana membuat dirinya disukai oleh murid-muridnya.
  3. Guru Fisika jarang melakukan praktikum. Fisika adalah bagian tidak terpisahkan dari ilmu pengetahuan alam (IPA). Hakeket ilmu IPA itu sendiri adalah ilmu tentang alam yang memuat konsep, prinsip, proses, dan produk. Melalui kegiatan ilmiah berupa percobaan, maka siswa akan merasa terlibat dalam proses IPA itu sendiri. Dari proses itu akan melahirkan produk berupa rumus-rumus, aksioma, hukum, postulat, dan sejenisnya. Sementara, jika guru hanya mengajarkan rumus, maka itu hanyalah produk. Tidak ada bedanya dengan ilmu metematika. Kemalasan guru fisika untuk melakukan praktikum akan semakin menjauhkan siswa dari menyukai fisika yang sebenarnya penuh daya tarik.
  4. Guru jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Umumnya guru-guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini dianggap paling mudah, murah, dan paling santai. Sejatinya agar menarik siswa, beragam variasi mengajar harus dicoba oleh guru. Diantaranya: metode ceramah, diskusi, cooperative learning seperti Jig Saw, Think Pair Share, Snow Ball, demonstrasi, karya wisata, portofolio, percobaan, dll. Memang tidak ada jaminan beragam metode akan bisa meningkatkan hasil belajar. Tetapi menggunakan metode ceramah an sich, seolah-olah guru adalah malaikat yang serba bisa dan muridnya hanyalah seperti gelas kosong yang diisi begitu saja (teacher centered). Padahal, untuk saat ini sudah saatnya siswa harus dilibatkan dalam proses pembelajaran. Siswa justru harus aktif membangun sendiri ilmu pengetahuannya, seperti dalam teori belajar constructivisme. Pola teacher center (berpusat kepada guru) harus diubah menjadi student center (berpusat kepada siswa).
  5. Guru Fisika tidak menguasai komputer (TBC = tidak bisa computer). Komputer memang bukan segalanya dalam pembelajaran, tetapi guru di zaman modern ini tentu saja sudah wajib menguasai komputer. Dengan bantuan komputer, banyak materi fisika yang bisa diajarkan dengan bantuan komputer (computer based learning). Saat ini sudah mulai diperkenalkan animasi pembelajaran dari Pustekkom Kemdiknas. Melalui website www.e-dukasi.net, dengan mudahnya para guru bisa mengunduh animasi pembelajaran secara gratis. Di internet saat ini, bertebaran materi fisika yang dipaket dalam bentuk animasi. Penulis sendiri banyak dibantu oleh software PhET (Physics Education Technology) buatan Universitas Colorado di Amrik sana. Dengan software ini, banyak materi abstrak di fisika bisa kita ajarkan dengan mudah dan tentu saja sangat menarik. Setiap kali saya menggunakan software ini, siswa saya selalu antusias memperhatikannya. Dalam hati saya berfikir, "murid saya sudah mulai menyukai fisika nih". Bukankah itu kemauan kita sebagai pengajar.
  6. Guru masih senang cara lama. Untuk belajar fisika diperlukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Untuk level pemula, sebaiknya guru fisika memberikan materi Fisika Gasing, karya Prof. Yohannes Surya. Guru fisika perlu mencoba banyak media seperti kapur tulis, papan white board, charta, peta konsep (mind map), komputer dengan LCD, Zenius Pad, metode permainan, dll. Semua itu diharapkan bisa mengaktifkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.

Demikian sedikit ulasan perihal faktor mengapa fisika masih dianggap sulit. Ini hanyalah pengalaman pribadi yang selalu ingin menjadi "guru profesional".  Jika para guru fisika bisa mengatasi 6 hambatan di atas, saya yakin fisika lambat laun akan disukai oleh para siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun