Sambil menikmati udara sore pantai lovina menanti matahari terbenam dengan suguhan es kelapa muda utuh, saat bersamaan suasana rame pengunjung rumah makan dan cafe-cafe plus live music sambil berunding matangkan rencana selepas pergantian tahun untuk melaut dengan dipandu oleh captain perahu fiber dengan mesin tempel yang orang manado nyebutnya Tonaas Pajeko.Â
Semua peralatan dan logistik satu trip hari itu seperti joran, umpan, makanan ringan kami sepakat untuk ini, tanpa bungkus plastik alias wajib gorengan pisang, tahu, singkong atau sawi bahasa melayu Jembrana termasuk selo atau ketela pohon, buah-buahan, nasi jinggo khas Bali yang ramah lingkungan dengan sehelai bungkus daun pisangnya agar laut kita tidak tercemar dengan plastik yang tidak boleh kita bawa sebagai bekal selamat trip bahari ini.Â
Enam Jorang kita sudah persiapkan untuk memulai mancing ikan di lautan Buleleng Bali, fishing ground kata teman saya yang merupakan Dosen di Bumi Nyiur Melambai menyebutnya dan menurut kami daerah pemancingan itu sang Captain sudah hafal dimana yang banyak ikan selanjutnya bisa kita lepaskan mata pancing berikut umpanya.Â
Ombak dan arus sangatlah tinggi sampai jarak pandang antar perahu fiber pajeko tidak nampak, saat itu kami sadar di bulan Desember-Januari laut sangat kurang bersahabat namun dengan semangat yang kita miliki dan keinginan meraih hasil pancingan ikan yang besar untuk dijadikan menu makan malam special bersamaan hasil ketrampilan memasak oleh koki hotel tempat kami menginap, rasanya tantangan itu sirna dan ombak itu yakin kita bisa melewatinya.Â
Harapan serta doa usaha hasilnya sangat membuat hati kita lega hampir sepanjang pagi sampai siang hari bahkan tak terasa waktu fajar menyingsing akhirnya ikan Mahi-mahi yang disebut oleh salah empat kawan baikku di Bitung dan Makassar dengan ikan lemadang (Coryphaena Hippurus)Â pada saat mengajarkan ke mahasiswanya nyangkut di kail joran putra kami yang hari itu cukup baik harinya mujur rizqinya dan berkah dapatnya karena siang terik itu seekor yellow tuna juga nyangkut di kail joran yang sama.
 Terima kasih matursuksma Capt atas kesempatan mengarungi lautan Bali sebagian Samudera nan elok tak lupa juga yang belum saya sebut papaku tersayang yang berani motret dari anjungan perahu fiber dan yang menjadikan aku ngerti ikan lemadang yang dari bahasa beliau merupakan ikan Mahi-mahi yang pada saat itu bermigrasi ke lautan Singaraja di Buleleng pernah jadi Ibu Kota Propinsi Bali dimasanya dulu sebelum jadi Denpasar sekarang. Salam hormat dan sehat semangat selalu untuk tetap berlibur ke Singaraja karena tempat favoritku bersama keluarga istimewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI