***
Aku tak tahu mau dibawa kemana ocehan ini. Dari main ke rumah Desi bisa kembali ke sekilas masa laluku, dulu. Tapi inilah cerita. Bebas, mau dibawa kemana saja. Seperti kebebasan hidup yang menjadi dambaan batiniah setiap orang. Bagiku, kebahagiaan akan terasa dari kebebasan yang impian yang terwujud. Tuntutan yang tak sesuai dari kehendak hati yang dituntut akan menjadi beban pikiran si tertuntut. Dan semacam ini jika direalisasikan, akan menjadi kebahagiaan sepihak, dengan kata lain si penuntutlah yang (mungkin) bahagia karena tuntutannya terpenuhi.Bukan yang di tuntut.
Apapun aktifitas kita, jika kita bisa melakukan dengan senang hati. Itu akan menjadi kebahagiaan yang umum dirasakan oleh orang bahagia yang lain—meskipun berbeda wujudnya. Seperti yang ku alami saat di rumah Desi. Memanjat rambutan, makan sepuasnya, makan siang juga gratis, sing nduwe ayu pisan. Weteng wareg, mata padhang. Misi selesai, kami pamit pulang sambil bawa rambutan 2 karung beras ukuran 20-an kg plus 1 tas punggungku yang tak pernah ketinggalan. Ehmmm… :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H