Mohon tunggu...
M. Subhi-Ibrahim
M. Subhi-Ibrahim Mohon Tunggu... -

Pengajar filsafat agama di\r\nUniversitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Facebook (FB), Sang Pencuri Jiwa

17 Juli 2013   13:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya, FB adalah produk teknologi, moda komukasi baru, sekaligus alat yang berfungsi menjadi “organ-virtual”. Artinya, ada manfaat yang dapat dipetik dari FB, seperti memudahkan penyebaran informasi, dan membongkar sekat spasio-temporal dalam komunikasi.

Menariknya, ternyata FB pun memproduksi momen-momen eksistensial.

Pertama, “melalui” dan ” di dalam” FB, seseorang dapat menemukan kebermaknaan. Hal ini tampak dari ekstase dalam relasi status-komentar. Ketika status seseorang dikomentari, ia merasa ada kepuasan, bak seseorang yang dahaga di tengah padang pasir, dan menemukan oase. Ekstase yang mirip dirasakan mistikus yang tengah trans. karena itu, tak aneh, status FB dijejali aneka hasrat yang saling berkontestasi menemukan sublimasinya. Bahkan mungkin, ada yang menemukan “diri” nya di FB, karena dalam rimba kehidupan konkret ia mengalami keterasingan,kekalahan dalam kompetisi hidup.

Kedua, FB dihayati bukan saja sebagai alat (ekternal), tetapi menjelma menjadi “organ-virtual”. sehingga, jika seseorang tidak FB-an, seolah kehilangan “sesuatu” dari dirinya. FB telah “men-tubuh”! karena itu, FB sebenarnya telah memperluas makna Aku. Aku menggelembung demikian rupa memenuhi jejaring FB.

Ketiga,FB menjadi semacam, meminjam istilah Hawking, black-hole, lubang hitam yang dengan daya gravitasinya yang maha dahsyat menyedot jiwa siapapun untuk “masuk” ke dunia-virtual FB. Karena itu, terjadi ketidaksingkronan dalam pengalaman spasialitas: dimana tubuh bisa jadi ada di ruang kelas, tetapi jiwanya menghuni “ruang-virtual” FB. FB “mencuri” jiwa dari jasadnya!

Wa Allahu a’lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun